Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN
Friday, 10 March 2017
gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya akan berbagi artikel tentang "Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN". Semoga artikel ini dapat bermanfaat begi teman teman yang mengambil mata kuliah elektronika dasar 1. Mohon kiranya bagi teman teman yang membaca artikel ini Untuk memberikan komentar sekaligus keritik yang membangun agar artikel ini dapat menjadi lebih sempurna lagi. Amin...
Jangan Lupa Di like dan di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.
ACARA II
PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN
ABSTRAK
Praktikum pembagi tegangan dan pembebanan ini memiliki tujuan yaitu mengukur tegangan keluaran rangkaian tanpa beban dan dengan beban dan untuk membandingkan nilai tegangan keluaran rangkaian tanpa beban dan dengan beban. Praktikum ini berlangsung sebanyak dua tahapan yaitu mengukur tegangan keluaran tanpa beban (Vab*) dan mengukur tegangan keluaran dengan beban (Vab**) dengan Rl sebesar 10 kΩ serta kombinasi R1 dan R2 yang sama untuk setiap tahapan dan tegangan sumbernya yaitu baterai 9 volt. Metode yang digunakan yaitu metode pengukuran dan menggunakan metode perhitungan,di mana setiap tahapan dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali. Diperoleh Vab* yaitu 2,5 volt; 1,7 volt; dan 4 volt. Sedangkan menggunakan metode pengukuran diperoleh Vo (tegangan keluaran) yaitu 4,5 volt; 2,8 volt; 6,2 volt. Untuk tahapan kedua, yaitu mengukur Vab**, diperoleh Vab** sebesar 1,5 volt; 1,3 volt; 2,5 volt. Sedangkan dengan perhitungan diperoleh Vo sebesar 2,1 volt; 1,6 volt; dan 3,7 volt. Besarnya Vab** lebih kecil daripada Vab* karena pada rangkaiannya terdapar beban Rl yang menghambat arus yang timbul sehingga nilai tegangan keluarannya berbeda.
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengukur tegangan keluaran tanpa beban dan dengan beban.
b. Membandingkan nilai tegangan keluaran rangkaian tanpa beban dan dengan beban.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 5 Oktober 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Baterai 9V
b. Breadboard
c. Voltmeter
d. Kabel jumper
e. Kabel banana-aligator
f. Klip baterai 9V
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Resistor 10 kΩ
b. Resistor 22 kΩ
C. LANDASAN TEORI
Arus listrik hanya akan timbul pada suatu rangkaian jika rangkaiannya tertutup, artinya terdapat beban Rl yang di pasang pada rangkaian. Kuat arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan yang melalui sebuah penghantar dalam satu satuan waktu. Secara matematis dituliskan sebagai berikut
I = V / R
atau yang lebih dikenal dengan hukum Ohm. Besarnya arus listrik sebanding dengan tegangan yang diberikan pada rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatannya (Andriyani, 2015).
Prosedur untuk menganalisis rangkaian yang lebih kompleks agar dapat disederhanakan dengan baik adalah dengan menggunakan dua prinsip yang disebut aturan Kirchoff, yang terdiri atas aturan percabangan dan aturan loop. Aturan percabangan menyatakan bahwa jumlah arus yang memasuki setiap percabangan dalam sebuah rangkaian harus sama dengan jumlah arus yang keluar dari percabangan :
Sedangkan aturan loop, yaitu jumlah beda potensial pada semua elemen di sekeliling loop rangkaian tertutup harus nol
Hukum Kirchoff menitikberatkan pembahasan mengenai kekekalan muatan dan energi (Serway, 2014 :412).
Pada rangkaian pengganti thevenin mempergunakan sumber tegangan konstan ( sumber tegangan Thevenin ) dan hambatan Thevenin yang dipasang secara seri dengan sumber tegangan. Suatu rangkaian dengan suatu keluaran dapat digantikan dengan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu sumber tegangan tetap dan suatu hambatan Rth yang dipasang seri dengan sumber tegangan tersebut. Sebuah rangkaian listrik dengan dua resistor dan sebuah sumber tegangan.
rangkaian pengganti thevenin |
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Diukurlah tegangan keluaran (VAB) dimana elektroda + ke A dan elektroda – ke B.
2. Dicatat hasil yang diperoleh.
3. Diambil 3 kkali pengambilan data dengan nilai yang berbeda-beda.
4. Ditambahkan keluaran pada rangkaian di atas resistor sebesar 10 kOhm. Resistor ini disebut beban. Sekarang ukurlah VAB.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Rangkaian pembagi tegagan tanpa beban
Tabel hasil pengamatan rangkaian pembagi tegangan tanpa beban
2. Rangkaian pembagi tegangan dengan beban
Tabel hasil pengamatan rangkaian pembagi tegangan tanpa beban
F. ANALISIS DATA
1. Pembagi tegangan tanpa beban
I = V/R
Vo = I. R
I = Vin/(R1+R2)
Vo = [V/(R1+R2)] R2
Sehingga,
Vo = R2/(R1+R2) Vin
= (22 kΩ)/(22 kΩ+22 kΩ) 9 V
= (22 kΩ)/(44 kΩ) 9 V
= 4,5 V
Tabel hasil perhitungan tegangan keluaran (Vo) tanpa beban
2. Pembagi tegangan dengan beban
R2 || Rl = (R2.Rl)/(R2+Rl)
= 22 . 10 /(22 + 10) kΩ
= 6,9 kΩ
Sehingga,
Vo = (R2 ||Rl) / (R1+R2 || Rl) Vin
= (6.9 kΩ) / (22kΩ + 6,9 kΩ) 9 volt
= 2,1 volt
Tabel hasil perhitungan tegangan keluaran (Vo) dengan beban
Tabel hasil perhitungan tegangan keluaran (Vo) dengan beban |
G. PEMBAHASAN
Praktikum pembagi tegangan dan pembebanan memiliki dua tujuan yaitu, untuk mengukur tegangan keluaran rangkaian tanpa beban dan dengan beban dan untuk membandingkan nilai tegangan keluaran rangkaian tanpa beban dan dengan beban. Praktikum ini berlangsung dalam 2 tahapan, yaitu yang pertama mengukur tegangan keluaran (Vab*) tanpa beban dengan menggunakan hambatan 10 kΩ dan 22 kΩ dan tegangan sumber sebesar 9 volt. Sedangkan pada prosedur kedua yaitu mengukur tegangan keluaran (Vab**) dengan beban sebesar 10 kΩ dan hambatan yang digunakan sesuai dengan yang digunakan pada percobaan pertama. Untuk setiap percobaan dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali dengan kombinasi hambatan R1 dan R2.
Pada percobaan pertama, yaitu mengukur tegangan keluaran Vab* tanpa beban digunakan R1 sebesar 22 kΩ dengan R2 sebesara 22 kΩ unutk pengukuran pertama, R1 sebasar 22 kΩ dan R2 sebesar 10kΩ unutk pengukuran kedua, serta R1 sebesar 10 kΩ dengan R2 sebesar 22 kΩ untuk pengukuran ketiga. Besarnya Vab** adalah skala yang ditunjuk oleh jarum voltmeter. Untuk pengukuran pertama dengan R1 dan R2 sebesar 22 kΩ dan 22 kΩ diperolehVab* sebesar 2,5 volt. Sedangkan pada pengukuran kedua dengan R1 dan R2 sebesar 22 kΩ dan 10 kΩ didapatkan besarnya Vab* yaitu 1,7 volt. Serta untuk pengukuran terakhir dengan R1 dan R2 sebesar 10 kΩ dan 22 kΩ diperolehVab* sebesar 4 volt. Besarnya Vab* untuk ketiga pengukuran tersebut selalu lebih kecil dari tegangan sumbernya ayitu baterai yang bertegangan 9 volt. Hal ini terjadi karena rangkaiannya memiliki hambatan yaitu R1 dan R2 sehingga besarnya tegangan keluaran yang terbaca lebih kecil dari teganagn sumber, selain itu rangkaian ini menggunakan sumber tegangan tetap (baterai 9 volt) yaitu sebuah sumber tegangan di mana nilai tegangannya tidak akan turun walau diberi beban berapapun juga. Sehingga, besarnya tegangan sumber akan selalu tetap 9 volt karena yang diukur adalah ggl. Yang penting untuk diingat yaitu hambatan R1 dan R2 yang dipasang seri dengan sumber tegangan tersebut. Jika dibandingkan besarnya tegangan keluaran Vab* dengan hasil perhitungan maka besarnya Vab* haisl perhitungan tanpa beban yaitu 4,5 volt, 2,8 volt, 6,2 volt untuk pengukuran pertama, kedua, ketiga secara berturut-turut. Perbedaan ini didasari pada keterbatasan alat ukur yang digunakan sehingga tidak bisa menghasilkan nilai tegangan yang sebenarnya.
Pada percobaan kedua yaitu mengukur tegangan keluaran Vab** dengan beban Rl sebesar 10 kΩ. Kombinasi R1 dan R2 yang digunakan adalah sama seperti pada percobaan pertama yaitu R1 sebesar 22 kΩ, 22 kΩ, 10 kΩ untuk pengukuran sebanyak tiga kali secara berturut-turut, sedangkan besarnya R2 secara berturut-turut yaitu 22 kΩ, 10 kΩ, dan 22 kΩ. Untuk besarnya tegangan keluaran dengan beban yang dihasilkan pada percobaan pertama dengan R1 sebesar 22 kΩ dan R2 sebesar 22 kΩ adalah 1,5 volt. Sedangkan pada pengukuran kedua yaitu R1 dan R2 sebesar 22 kΩ dan 10 kΩ diperoleh tegangan keluaran Vab** sebesar 1,3 volt. Serta untuk pengukuran ketiga, dengan R1 sebesar 10 kΩ dan R2 sebesar 22 kΩ jarum voltmeter menunjukkan pada skala sebesar 2,5 volt. Jika dibandingkan hasil pengukuran tegangan keluar dengan beban dan tanpa beban, amak hasilnya berbeda di mana besarnya Vab** lebih kecil daripada tegangan keluaran tanpa beban Vab*. Perbedaan ini diakibatkan bahwa keberadaan Rl menyebabkan rangkaiannya menjadi tertutup, sehingga timbullah arus pada rangkaiannya. Tetapi keberadaan Rl inilah yang menyebabkan tegangan keluaran yang dihasilkan menjadi lebih kecil karena beban ini menghambat arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga tegangan keluaran dengan beban Vab** yang terbaca menjadi lebih kecil daripada Vab* tanpa beban. Berdasarkan pada hasil perhitungan, diperoleh tegangan keluaran sebesar 2,1 volt untuk pengukuran pertama, 1,6 volt unutk pengukuran kedua serta 3,7 volt untuk pengukuran terakhir. Perbedaan ini didasari pada keterbatasan alat ukur sehingga nilai yang dihasilkan berbeda dnegan nilai yang dieproleh pada pengukuran. Perlu diingat bahwa beban Rl yang dipasang haruslah dirangkai secara paralel terhadap R2 dan seri terhadap R1 sebab pemasangan Rl yang salah akan snagat mempengaruhi besar tegangan keluaran yang dihasilkan.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
a. Untuk menentukan tegangan keluaran tanpa beban maka R1 dan R2 harus dipasang secara seri terhadap sumber tegangannya yaitu baterai 9 volt. Sehingga, dihasilkan besarnya Vab* yaitu 2,5 volt untuk R1 dan R2 22 kΩ, 1,7 volt untuk R1 sebesar 22 kΩ, dan R2 sebesar 10 kΩ serta 4 volt untuk R1 dan R2 sebesar 10 kΩ dan 22 kΩ. Sedangkan untuk menentukan tegangan keluaran dengan beban maka Rl harus dipasang secara paralel terhadap R2 dan seri terhadap R1. Diperoleh Vab** dengan beban secara berurutan yaitu 1,5 volt, 1,3 volt, dan 2,5 volt.
b. Besarnya tegangan keluaran rangkaian tanpa beban lebih besar daripada besarnya tegangan keluaran dengan beban sebab arus yang timbul pada rangkaian dengan beban di hambat dengan adanya beban itu, sehingga nilainya jauh lebih kecil daripada tegangan keluaran tanpa sumber bahkan dengan tegangan sumber.
2. Saran
Diharapkan praktikan memahami cara pembacaan resistor terlebih dahulu sebelum praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Fitri dan Nurul Hasanah. 2015. Hukum Ohm dan Rangkaian RLC. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.
Serway, Raymondndan Jewett. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika.
Wahyudi. 2012. Elektronika Dasar I. Mataram : Mataram University Press.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN.
PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN.
laporan elektronika dasar 1.
laporan pembagi tegangan dan pembebanan.
landasan teori pembagi tegangan dan pembebanan.
ACARA II - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN.
PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN.
laporan elektronika dasar 1.
laporan pembagi tegangan dan pembebanan.
landasan teori pembagi tegangan dan pembebanan.
ACARA II - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN