Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT INVERTING
Monday 20 March 2017
gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya akan berbagi artikel tentang "Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT INVERTING". Semoga artikel ini dapat bermanfaat begi teman teman yang mengambil mata kuliah elektronika dasar 2. Mohon kiranya bagi teman teman yang membaca artikel ini Untuk memberikan komentar sekaligus keritik yang membangun agar artikel ini dapat menjadi lebih sempurna lagi. Amin...
Jangan Lupa Di like dan di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada hambatan umpan balik dan input rangkaian.
b. Mengoperasikan Op-Amp inverting.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 06 Juni 2014
3. Tempat Praktikum
Laboratorium Fisika, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. GOTT AD 7000
b. Kabel penghubung
c. Multimeter
d. Oscilloscope
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Op-Amp 741
b. Resistor (1 kΩ, 2.2 kΩ, 6.8 kΩ, 3.9 kΩ dan 5.1 kΩ)
C. LANDASAN TEORI
Penguat membalik adalah suatu penguat dimana isyarat keluaran yang merupakan hasil penguatan, berbeda fasa 1800 dengan isyarat masukan atau berlawanan fasa. Pada penguat membalik, isyarat masukan diberikan ke masukan yang negatif dan masukan yang tidak membalik ditanahkan.
Penguat tegangan lingkar tutup pada penguat membalik adalah:
Sementara itu, impedansi masukan penguat didefinisikan sebagai perbandingan antara isyarat masukan dengan arus masukan:
Sedangkan impedansi output penguat adalah:
Untuk menganalisis rangkaian digunakan Golden rule (Wahyudi, 2014: 69).
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negative untuk membalik dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor R melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran tak sefase sebesar 1800, maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif (Aurima, 2013).
Sebuah Op-Amp dihubungkan sebagai penguat inverting dengan jumlah gain tegangan yang terkontrol. Sinyal input diterapkan melalui resistor inpu (Ri) yang disusun seri ke input inverting (-). Selain itu, output diumpankan kembali melalui Rf ke input yang sama. Dalam hal ini parameter Op-Amp ideal yang telah disebutkan sebelumnya berguna untuk menyederhanakan analisis sirkuit. Secara khusus, konsep impedansi masukan yang tak terhingga adalah adalah dari nilainya yang besar. Sebuah impedansi masukan yang tak terhingga menyebabkan arus nol pada input pembalik. Jika arusnya nol, maka tidak boleh ada tegangan yang jatuh antara pembalik dan input non-inverting. Hal ini berarti bahwa tegangan pada inverting (-) adalah nol karena input non-inverting digroundkan. Tegangan nol pada masukan inverting (-) pada terminal masukan inverting sebagai tanah maya (Floyd, 2012: 617).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Digunakan kabel penghubung untuk membuat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini :
2. Digunakan tegangan simetri untuk mengaktifkan Op-Amp.
3. Diset Rf=Rin=1 kΩ, dimana saklar S masih terbuka.
4. Diatur frekuensi sebesar 1 kHz pada GOTT AD 7000 dan keluaran kira-kira 1 mV.
5. Oscilloscope terlebih dahulu.
6. Dihubungkan oscilloscope pada input dan output.
7. Dicek rangkaian dengan teliti.
8. Jika tidak ada masalah, ditekan saklar S.
9. Diamati dan digambarkan bentuk gelombang yang dihasilkan .
10. Diukur tegangan ac masukan dan keluaran dengan mempergunakan voltmeter ac digital.
11. Hasilnya dituliskan pada tabel yang sudah dituliskan sebelumnya.
12. Diulangi langkah 3-11 dengan mengubah nilai Rf sebanyak 5 kali (1 kΩ, 2.2 kΩ, 0.8 kΩ, 3.9 kΩ dan 5.1 kΩ).
E. HHASIL PENGAMATAN
Terlampir.
F. ANALISIS DATA
Terlampir.
Download Hasil Pengamatan dan Analisis data Melalui Link dibawah ini.
Wahyudi. 2014. Elektronika Dasar 2. Mataram: FKIP Press Universitas Mataram.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT INVERTING
PENGUAT INVERTING.
laporan elektronika dasar 2.
laporan PENGUAT INVERTING.
landasan teori PENGUAT INVERTING.
ACARA II - PENGUAT INVERTING
Terimakasih Telah berkunjung, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat begi kite semua terutama bagi teman teman yang lagi mengambil mata kuliah elektronika dasar 2. Jangan Lupa di like dan di share kawan.
Jangan Lupa Di like dan di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.
ACARA II
PENGUAT INVERTING
ABSTRAK
Penguat membalik adalah suatu penguat dimana isyarat keluaran yang merupakan penguatan, berbeda fasa 1800 dari masukannya atau berlawanan fasa. Pada penguat membalik isyarat masukan diberikan ke masukan yang negatif dan masukan yang tidak membalik ditanahkan. Metode yang digunakan dalam hal ini adalah percobaan sederhana di Laboratorium. Penguatan umpan balik (penguatan amplifier) hanya bergantung pada umpan balik (Rf) dan input rangkaian, dimana Av pada oscilloscope sebesar (1x, 1.4x, 2.801x, 3.801x dan 5.201x). Sementara secara pengukuran diperoleh (0.992x, 2.208x, 3.954x, 5.242x dan 7.038x), sedangkan secara teori diperoleh (1x, 2.2x, 3.9x, 5.1x dan 6.8x). Penguat inverting menghasilkan keluaran yang tak sefase 1800 dengan masukannya. Op-Amp inverting dioperasikan dengan memasang umpan balik (Rf) pada rangkaian.A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada hambatan umpan balik dan input rangkaian.
b. Mengoperasikan Op-Amp inverting.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 06 Juni 2014
3. Tempat Praktikum
Laboratorium Fisika, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. GOTT AD 7000
b. Kabel penghubung
c. Multimeter
d. Oscilloscope
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Op-Amp 741
b. Resistor (1 kΩ, 2.2 kΩ, 6.8 kΩ, 3.9 kΩ dan 5.1 kΩ)
C. LANDASAN TEORI
Penguat membalik adalah suatu penguat dimana isyarat keluaran yang merupakan hasil penguatan, berbeda fasa 1800 dengan isyarat masukan atau berlawanan fasa. Pada penguat membalik, isyarat masukan diberikan ke masukan yang negatif dan masukan yang tidak membalik ditanahkan.
Penguat tegangan lingkar tutup pada penguat membalik adalah:
Sementara itu, impedansi masukan penguat didefinisikan sebagai perbandingan antara isyarat masukan dengan arus masukan:
Sedangkan impedansi output penguat adalah:
Untuk menganalisis rangkaian digunakan Golden rule (Wahyudi, 2014: 69).
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negative untuk membalik dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor R melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran tak sefase sebesar 1800, maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif (Aurima, 2013).
Sebuah Op-Amp dihubungkan sebagai penguat inverting dengan jumlah gain tegangan yang terkontrol. Sinyal input diterapkan melalui resistor inpu (Ri) yang disusun seri ke input inverting (-). Selain itu, output diumpankan kembali melalui Rf ke input yang sama. Dalam hal ini parameter Op-Amp ideal yang telah disebutkan sebelumnya berguna untuk menyederhanakan analisis sirkuit. Secara khusus, konsep impedansi masukan yang tak terhingga adalah adalah dari nilainya yang besar. Sebuah impedansi masukan yang tak terhingga menyebabkan arus nol pada input pembalik. Jika arusnya nol, maka tidak boleh ada tegangan yang jatuh antara pembalik dan input non-inverting. Hal ini berarti bahwa tegangan pada inverting (-) adalah nol karena input non-inverting digroundkan. Tegangan nol pada masukan inverting (-) pada terminal masukan inverting sebagai tanah maya (Floyd, 2012: 617).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Digunakan kabel penghubung untuk membuat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini :
2. Digunakan tegangan simetri untuk mengaktifkan Op-Amp.
3. Diset Rf=Rin=1 kΩ, dimana saklar S masih terbuka.
4. Diatur frekuensi sebesar 1 kHz pada GOTT AD 7000 dan keluaran kira-kira 1 mV.
5. Oscilloscope terlebih dahulu.
6. Dihubungkan oscilloscope pada input dan output.
7. Dicek rangkaian dengan teliti.
8. Jika tidak ada masalah, ditekan saklar S.
9. Diamati dan digambarkan bentuk gelombang yang dihasilkan .
10. Diukur tegangan ac masukan dan keluaran dengan mempergunakan voltmeter ac digital.
11. Hasilnya dituliskan pada tabel yang sudah dituliskan sebelumnya.
12. Diulangi langkah 3-11 dengan mengubah nilai Rf sebanyak 5 kali (1 kΩ, 2.2 kΩ, 0.8 kΩ, 3.9 kΩ dan 5.1 kΩ).
E. HHASIL PENGAMATAN
Terlampir.
F. ANALISIS DATA
Terlampir.
Download Hasil Pengamatan dan Analisis data Melalui Link dibawah ini.
"Download Disini"
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu tentang penguat inverting. Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada hambatan umpan balik dan input rangkaian , serta untuk mengoperasikan Op-Amp inverting.
Percobaan pertama yaitu membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada hambatan umpan balik. Dari hasil analisis data diperoleh penguatan (Av) pada teori yaitu sebesar (1x, 2.2x, 3.9x, 5.1x dan 6.8x) dimana percobaan dilakukan sebanyak lima kali dengan nilai Rf (umpan balik) yang berbeda-beda (1 kΩ, 2.2 kΩ, 3.9 kΩ, 5.1 kΩ dan 6.8 kΩ). Sementara secara pengukuran diperoleh nilai Av sebesar (0.992x, 2.208x, 3.954x, 5.242x, dan 7.038x). Sedangkan pada oscilloscope penguatannya sebesar (1x, 1.4x, 2.801x, 3.601x, dan 5.201x). Dari hasil tersebut terlihat bahwa semakin besar nilai hambatan umpan baliknya, semakin besar pula nilai penguat tegangannya (Av). Hal ini terbukti bahwa penguatan pada amplifier bergantung hanya pada umpan balik rangkaian (Rf). Sementara jika kita tinjau pada hasil Av (penguat tegangan) secara pengukuran, semakin kecil nilai input rangkaian, semakin besar nilai penguat tegangan (Av) yang dihasilkan. Hal ini juga membuktikan bahwa penguat tegangan (Av) pada amplifier hanya bergantung pada input (Vin) rangkaian. Jadi, pada percobaan kali ini dapat dikatakan berhasil, karena hasil yang diperoleh mampu menunjukkan bahwa penguatan pada amplifier hanya bergantung pada hambatan umpan balik dan input rangkaian. Jika dibandingkan nilai Av pada oscilloscope saat percobaan pertama, hasilnya sama dengan hasil teori. Sementara pada percobaan kedua hingga percobaan kelima hasilnya sangat jauh berbeda. Hal ini dikarenakan ketika menghitung div pada layar oscilloscope, praktikan sangat kesulitan dalam menghitung garis-garis yang ada pada sumbu vertical (y) sebagai nilai div untuk menentukan nilai Vpp, sebab pencahayaan pada layar oscilloscope terlalu terang. Kemudian, ketika menghitung div pada layar oscilloscope isyarat keluaran tidak stabil, sehingga sangat sulit untuk menghitung banyak garis pada garis horizontal maupun vertikal pada layar oscilloscope. Dan hasil perhitungan div pun menjadi kurang akurat (bisa lebih atau kurang) dari nilai aslinya. Hal ini yang akan menyebabkan Veff ikut berkurang dan nilai Av pun turut mengecil. Sementara secara pengukuran, diperoleh nilai Av yang hampir sama dengan hasil Av secara teori. Perbedaan yang kecil ini dikarenakan ketika menghitung Vi dan Vout dengan menggunakan multimeter digital, hasilnya kurang akurat. Sebab, walaupun multimeter digital mempunyai akurasi hasil ukur yang tinggi, tetapi multimeter ini sangat sulit untuk mengukur tegangan yang naik-turun (tidak stabil). Sehingga, ketika tegangan pada rangkaian kurang stabil, hasil pembacaan pada multimeter pun kurang akurat. Hal ini akan menyebabkan Av pada pengukuran sedikit berbeda dengan Av pada teori.
Percobaan kedua yaitu mengoperasikan Op-Amp inverting. Dalam Op-Amp inverting, salah satu fungsi pemasangan resistor umpan balik (feedback) atau Rf dan resistor input adalah untuk mengatur factor penguatan inverting Op-Amp (penguat pembalik) tersebut. Dengan dipasangnya resistor Rf dan Ri maka faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 1000 kali. Dalam praktikum kali ini menggunakan tegangan sumber simetris dimana +9 volt diberikan ke jalur +Vcc sedangkan -9 volt dihubungkan ke –Vcc. Secara matematis besarnya faktor penguatan (Av) pada rangkaian penguat membalik adalah (-Rf/Ri). Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Hal ini juga terlihat pada bentuk sinyal keluaran yang berbalik fasa sebesar 1800 dari masukan (sinyal masukan). Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran tak sefasa sebesar 1800 maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Hal ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut sebagai umpan balik negatif.
H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
a. Penguatan amplifier hanya bergantung pada hambatan umpan balik (Rf) dan input rangkaian. Dimana Av pada oscilloscope sebesar (1x, 1.4x, 2.801x, 3.601x, dan 5.201x), sedangkan secara pengukuran (0.992x, 2.208x, 3.954x, 5.242x, dan 7.038x) dan secara teori diperoleh (1x, 2.2x, 3.9x, 5.1x dan 6.8x).
b. Penguat inverting menghasilkan keluaran yang tak sefasa 1800 dengan masukannya. Op-Amp inverting dioperasikan dengan memasang resistor umpan balik (Rf) pada rangkaian.
2. Saran
Sebaliknya, jika tegangan pada rangkaian pada percobaan inverting kurang stabil, praktikum menggunakan multimeter analog yang mampu mengukur tegangan dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Floyd, Thomas L.2012. Electronic Devices Ninth Edition. New Jersey: Pearson Education.Wahyudi. 2014. Elektronika Dasar 2. Mataram: FKIP Press Universitas Mataram.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT INVERTING
PENGUAT INVERTING.
laporan elektronika dasar 2.
laporan PENGUAT INVERTING.
landasan teori PENGUAT INVERTING.
ACARA II - PENGUAT INVERTING
Download Laporan Praktikum Elektroika Dasar 2 - Penguat Inverting
Terimakasih Telah berkunjung, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat begi kite semua terutama bagi teman teman yang lagi mengambil mata kuliah elektronika dasar 2. Jangan Lupa di like dan di share kawan.