Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT NON-INVERTING
Tuesday, 21 March 2017
gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya akan berbagi artikel tentang "Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT NON-INVERTING". Semoga artikel ini dapat bermanfaat begi teman teman yang mengambil mata kuliah elektronika dasar 2. Mohon kiranya bagi teman teman yang membaca artikel ini Untuk memberikan komentar sekaligus keritik yang membangun agar artikel ini dapat menjadi lebih sempurna lagi. Amin...
Jangan Lupa Di like dan di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.
ACARA III
PENGUAT NON-INVERTING
ABSTRAK
Penguat tak membalik (non-inverting) merupakan rangkaian yang tegangan keluarannya akan sefase dengan tegangan masukan. Pada penguat tak mebalik, isyarat masukan dipasang ke masukan tak membalik dan rangkaian umpan baliknya tetap diletakkan antara keluaran dan masukan yang membalik. Pada praktikum ini, digunakan nilai Ri tetap, yaitu 1 kΩ dan Rf berubah-ubah, yaitu 1 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ, 2 kΩ dan 10 kΩ. didapatkan hasil penguatan yang berubah-ubah seiring perubahan dari hambatan umpan balik (Rf) yaitu 2x, 3x, 7x, 3x, 12x. dimana nilai penguatannya berbanding lurus dengan hambatan umpan baliknya, artinya semakin besar nilai umpan balik (Rf) maka semakin besar juga nilai penguatannya.
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum :
a. Membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada openguatan eksternal negative feedback output dan input.
b. Mengoperasikan Op-Amp non-inverting dan inverting summer.
2. Waktu Praktikum :
Jum’at, 13 Juni 2014
3. Tempat Praktikum :
Lantai II, Laboratorium Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat Praktikum
a. Osciloskop
b. Dual power suplly
c. Breadboard
d. Kabel penghubung
e. Multimeter
f. Function generator
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Resistor 2 kΩ, 1 kΩ, 10 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ
b. Op-Amp 741
C. LANDASAN TEORI
Pada penguat tak membalik, isyarat masukan disuapkan ke masukan tidak membalik, dan rangkaian umpan baliknya tetap diletakkan antara keluaran dengahn masukan yang membalik. Perhatikan gambar dibawah ini.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT NON-INVERTING |
Penguat tak membalik (non-inverting amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak membalik dapat dibangun dengan menggunakan penguat operasional memang didesain utnuk penguat sinyal baik membalik ataupun tidak membalik. Rangkaian penguat tak membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat ac maupun dc dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak mebalik (non-inverting) berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm (Nalhelsky, 2002).
Sedangkan perbedaan rangkaian antara penguat tegangan membalik dan tak membalik adalah pada penguat membalik dihubungkan dengan tanah. Penguat membalik memiliki kelebihan dalam kemampuannya mengatur suatu harga yang tepat dari impedansi masukan. Masukan membalik diberi tanda minus (-) dan masukan tak membalik diberi tanda plus (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fase atau berlawanan tanda dengan isyarat masukan sebaliknya, jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat keluaran akan sefase atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat masukan. Pada umumnya, Op-Amp menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan beda tegangan isyarat antara kedua masukannya. Op-Amp semacam ini dikenal dengan Op-Amp biasa (Sutrisno, 1987:45).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Digunakan kabel penghubung untuk membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT NON-INVERTING |
2. Digunakan tegangan simetri untuk mengaktifkan Op-Amp. Diset Rf=Ri=1 kΩ, saklar S1 dan S2 masih terbuka.
3. Diatur function generator pada frekuensi 1000 Hz dan keluaran kira-kira 10 mV.
4. Dihubungkan oscilloscope pada input dan output Op-Amp.
5. Dicek rangkaian denga teliti. Setelah tidak bermasalah, ditekan saklar S1 dan S2.
6. Diamati bentuk gelombang yang dihasilkan kemudian digambar.
7. Diukur tegangan ac masukan dan keluarannya dengan mempergunakan voltmeter ac. Hasilnya dituliskan pada table.
8. Diulangi percobaan diatas dengan mengubah nilai Rf, kemudian hasilnya ditulis pada table.
F. HASIL PENGAMATAN
Terlampir.
Download Laporan Praktikum Elektroika Dasar 2 - Penguat Non-Inverting
"Download Disini"
G. PEMBAHASAN
Penguat tak membalik (non-inverting) merupakan tegangan keluaran rangkaiannya akan satu fase dengan tegangan inputnya, hal ini karena masukan tak membalik diberi tanda plus (+) sehingga jika isyarat asukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat keluaran akan sefase atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat masukan. Pada praktikum penguat non-inverting ini dilakukan pengamatan tentang sinyal keluran pada osciloskop. Dimana pada praktikum ini digunakan nilai tetap untuk Ri = 1 kΩ dan nilai yang berbeda-beda untuk hambatan Rf atau hambatan umpan balik, yaitu 1 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ, 2 kΩ dan 10 kΩ. hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hambatan umpan balik (Rf) pada penguatan. Dimana semakin besar nilai umpan baliknya maka semakin besar nilai penguatannya.
Pada percobaan dengan perubahan hambatan umapan baliknya (Rf) didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan teorinya. Dimana berdasarkan teori untuk nilian Rin tetap dan Rf berubah-ubah berturut-turut yaitu 1 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ, 2 kΩ dan 10 kΩ, didapat nilia penguata tegangan (Av) berturut-turut sebesar 2 x, 3,2 x, 6 x, 3 x, dan 11 x. sedangkan berdasarkan praktikum yaitu dengan perbandingan Vout dan Vin yang telah kita ukur didapatkan nilai penguat tegangan sebesar 2 x, 3,3 x, 7 x, 3 x, dan 12 x. dari hasil ini terlihat bahwa semakin besar nilai Rf maka semakin besar nilai penguatannya. Hal ini karena nilai Rf berbanding lurus dengan nilai penguatannya. Hal ini juga dapat dilihat dari grafik yang telah dubuat. Pada grafik perbandingan antara penguat tegangan dengan umpan balik Rf terlihat adanya sedikit perbedaan bentuk grafik secara teori dan secara praktikum. Hal ini terjadi karena pada grafik perbandingan secara praktikum, nilai pada saat Rf = 5 kΩ dan 11 kΩ nilai Avnya adalah 7 x dan 12 x. sedangkan secara teori nilai Av = 6 x dan 11 x. perbedaan ini disebabkan karena kurang telitinya praktikan saat mengukur tegangan, sehingga nilai penguatannya juga terpengaruh.
Pada percobaan dengan menghitung nilai dari isyarat masukan dan isyarat keluaran yang dihasilkan pada osciloskop. Terlihat isyarat masukan sefase dengan isyarat keluarannya. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Av (penguat tegangan) secara perhitungan pada osciloskop adalah 2 x, 3,3 x, 7 x, 3 x, dan 12 x. dimana nilai juga sama seperti teori, namun ada sedikit perbedaan yang disebabkan oleh kurang telitinya praktikan saat mengukur tegangan.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
a. Penguat pada amplifier bergantung pada eksternal umpan balik negative pada input dan output. Semakin besar nilai umpan balik (Rf) maka semkain besar pula nilai penguatannya (Av).
b. Pengoperasian Op-Amp non-inverting, yaitu dengan isyarat masukan disuapkan/dipasang ke masukan tak membalik dan rangkaian umpan baliknya tetap diletakkan antara keluaran dan masukan yang membalik.
2. Saran
a. Praktikan harus lebih teliti dalam melaksanakan praktikum dalam melaksanakan praktikum dan dalam menggunakan alat.
b. Alat-alat yang digunakan seperti multimeter yang tidak stabil dapat mengganggu kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Boylestad R, Nashelsky L. 2002. Electronic Device and Circuits Theory, 7th Ed. Pnentice Hall, New Jersey.
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya Julid II. Bandung : ITB.
Wahyudi. 2014. Elektronika Dasar 2. Mataram : Unram FKIP Press.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2 - PENGUAT NON-INVERTING
PENGUAT NON-INVERTING.
laporan elektronika dasar 2.
laporan PENGUAT NON-INVERTING.
landasan teori PENGUAT NON-INVERTING.
ACARA III - PENGUAT NON-INVERTING