Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Reaksi-Reaksi Kimia Update 2017
Friday, 31 March 2017
gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya akan coba berbagi artikel
tentang "Reaksi-Reaksi Kimia". Artikel kali ini mebahas salah satu
judul praktikum dari kimia dasar 1. semoga artikel yang saya berikan ini
dapat bemanfaat bagi kita teman teman yang lagi kebingungan mencari
landasan teori tentang laporannya. saya pernah mengalami hal itu, maka
dari itu saya memberikan artikel ini kepada teman teman secara gratis.
ACARA II
REAKSI-REAKSI KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengenal berbagai reaksi kimia.
b. Untuk menentukan stoikiometri reaksi.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 17 Oktober 2014
3. Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi sekelompok zat, yang disebut reaktan, menjadi sekelompok zat baru, yang dinamakan produk. Dengan kata lain, reksi kimia adalah proses yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur, masing-masing mempertahankan komposisi dan sifat aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan bahwa suatu reaksi kimia telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang perlu ditunjukkan dengan perubahan warna, pembuatan padatan atau endapan, evolusi gas, dan penyerapan kalor. Bukti kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi untuk mengidentifikasi semua zat yang ada. Lebih lagi, analisis kimia dapat mengungkapkan bahwa reaksi kimia telah terjadi meskipun tidak ada gejala fisis (Petrucci, 2008 : 108).
Dalam reaksi oksidasi reduksi atau redoks, elektron berpindah diantara spesies-spesias yang bereaksi sewaktu mereka berkombinasi membentuk produk. Pertukaran ini sebagai perubahan bilangan oksidasi reaktan. Semula, istilah oksidasi hanya merujuk kepada reaksi dengan oksigen. Sekarang istilah ini digunakan untuk menjelaskan setiap proses yang bilangan iksidasi spesiesnya meningkat, meskipun oksigen tidak terlibat. (Oxtoby, 2001 : 163).
Pada reaksi redoks, hilangnya elektron dari suatu zat tersebut disebut oksidasi, sedangkan penambahan elektron suatu zat lain disebut reduksi. Karena transfer elektron memerlukan penyumbang dan penerima elektron, oksidasi dan reduksi selalu terjadi secara bersama-sama (Campbell, 2008 : 176).
Suatu reaksi dalam larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuk endapan. Dalam beberapa reaksi terbentuk gas, kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan warna dan bahkan ada yang kelihatannya tidak terjadi perubahan sama sekali. Hal ini karena semua reaktan dan hasil reaksi dalam air tidak berwarna (Brady, 1994 : 118).
C. ALAT DAN BAHAN
D. PROSEDUR PENELITIAN
1. Reaksi Kimia
a. Ke dalam dua tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan HCL 0,05 M dan dengan tepat CH3COOH 0,05 M. Ditambahkan masing-masing 3 tetes larutan indikator. Diamati warna larutan tersebut.
b. Ke dalam dua tabung reaksi dimasukkan larutan NaOH 0,05 M masing-masing 10 tetes. Ditambahkan pada keduanya 3 tetes larutan indikator.
c. Dicampurkan kedua asam (tabung a) dengan basa (tabung b) Diamati perubahan warna yang terjadi.
d. Dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan kalium kromat K2CrO4 0,1 e. Ke dalam tabung pertama ditambahkan larutan HCl 1 M,dikocok dan diamati. Ke dalam tabung lainnya ditambahkan larutan NaOH 1M, disimpan larutan dan dibandingkan dengan percobaan e.
f. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan K2Cr2O7 0,1 M. Diperlakukan ssperi percobaan di atas. dibandingkan larutan d dan e.
g. Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M, diperhatikan apa yang terjadi.
h. Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 5 tetes NH4OH 1 M. ditambahkan lagi tetes demi tetes NH4OH 1 M dan diamati. Dibandingkan dengan percobaan f.
2. Variasi Kontinu
a. Stoikiometri Sistem CuSO4 – NaOH
b. Digunakan larutan CuSO4 1 M dan NaOH 2 M.
c. Dimasukkan 15 mL NaOH ke dalam gelas kimia dan dicatat suhunya.
d. Sementara diaduk, ditambahkan 5 mL larutan CuSO4 yang diketahui suhu awalnya, dukur tempertur campurannya (diusahakan suhu awal CuSO4 sama dengan NaOH di dalam gelas kimia).
e. Diulangi percobaan dengan menggunakan 10 mL NaOH dan 10 mL CuSO4, 5 mL NaOH dan 15 mL CuSO4.
f. Sebaiknya data hasil percobaan disusun dalam bentuk tabel.
3. Stoikiometri Asam – Basa
a. Ke dalam 5 tabung reaksi dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan NaOH
b. M dan ke 5 tabung reaksi yang lain dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan HCl 1 M.
c. Diukur suhu awal dari masing-masing larutan dan diambil rata-ratanya.
d. Dicampurkan 1 mL NaOH dengan 5 mL HCl, 2 mL NaOH dengan 4 mL HCl, 3 mL NaOH dengan 3 mL HCl, 4 mL NaOH dengan 2 mL HCl, dan 5 mL NaOH dengan 1 mL.
e. Dialurkan harga dt (sumbu y) terhadap volume asam basa (sumbu x) dan ditentukan stoikiometri dari larutan tersebut.
E. HASIL PENGAMATAN
Terlampir.
F. ANALISIS DATA
Terlampir.
Untuk File Lampirannya Teman teman dapat download melalui Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Pemisahan dan Pemurnian.
G. PEMBAHASAN
Tujuan praktikum reaksi-reaksi kimia adalah untuk mengenal berbagai reaksi kimia dan untuk menentukan stoikiometri reaksi. Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat preaksi atau reaktan yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi atau produk. Pada dasarnya ada berbagai jenisnya reaksi kimia, Dimana reaksi kimia ini dapat di-kelompokan berdasarkan bagaimana struktur atau cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia. Beberapa jenis reaksi kimia adalah reaksi pembakaran merupakan reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas, reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan atau hanya menimbulkan pendar. Reaksi kombinasi atau reaksi redoks yang merupakan unsur bebas, reaksi redoks merupakan reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang didalamnya terdapat serah terima elektron. Reaksi penguraian merupakan reaksi kimia yang apabila senyawa tunggal bereaksi membentuk dua atau lebih zat. Reaksi penggatian tunggal merupakan reaksi yang terjadi apabila seluruh unsur menggantikan kedudukan unsur lain. Reaksi penggantian ganda merupakan reaksi yang terjadi apabila dua unsur saling berganti ion. Terakhir adalah reaksi metatesis yang terdiri dari reaksi pengendapan yang merupakan proses reaksi yang membentuk endapan, reaksi netralisasi merupakan reaksi antara asam dan basa, dan reaksi pembentukan gas yang merupakan reaksi kimia yang reaksinya dihasilkan gas. Untuk mengetahui terjadinya reaksi kimia dari suatu proses kimia dapat dilihat dari beberapa tanda, seperti pembentukan endapan, pembentukan gas, perubahan warna dan perubahan suhu. Variasi kontinu adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan stoikiometri reaksi dengan mengamati sederetan reaksi yang kuantitas molar preaksinya di ubah-ubah dan bervariasi, akan tetapi kuantitas molar totalnya sama.
Percobaan pertama, HCL 0,05M dan CH3COOH 0,05 M. Warna awal kedua larutan tersebut adalah bening, namun setelah di tetesi indikator PP pada masing masing larutan warnanya berubah menjadi putih keruh. Dimana trayek pH indikator PP adalah 8,3-10. indikator PP berfungsi untuk menunjukan suatu zat bersifat asam atau basa. Pada percobaan pertama indikator PP tidak merubah warna karena HCL dan CH3COOH merupakan larutan asam, pada lingkungan asam larutan fenolftalein.
Percobaan kedua, larutan NaOH 0,05 M di tetesi dengan indikator PP. Warna awal larutan NaOH adalah bening dan setelah di tetesi indikator PP warnannya berubah menjadi merah tua. Ini menunjukan bahwa NaOH bersifat basa karena pada lingkungan basa, indikator PP akan berubah menjadi warna merah. Perubahan warna ini disebabkan oleh resonasi isomer elektron. Setiap indikator asam basa merupakan ion yang memiliki tetepan ionisasi yang berbeda-beda. Ion ini memiliki sistem yang terkonjugasi yang dapat menyerap warna tertentu dan meneruskan gelombang warna lainnya. Gelombang yang diserap adalah bagian dari spektrum warna, sehingga ion tersebut akan terlihat berwarna.
Percobaan ketiga, mencampurkan HCL dengan NaOH dan CH3COOH dengan NaOH. Pada percobaan yang telah dilakukan, setelah HCL di campurkan dengan NaOH warna larutannnya tetap merah tua. Namun seharusnya campuran tersebut berubah menjadi bening, karna HCL bersifat asam kuat dan NaOH bersifat basa kuat. Ketika asam kuat bertemu dengan basa kuat maka larutan yang terbentuk bersifat netral dan tidak berwarna. Kesalahan hasil pada percobaan ini dimungkinkan karena penetesan yang tidak seimbang antara HCL dan NaOH yang disebabkan penetesan dilakukan oleh praktikan yang berbeda sehingga bisa menyebabkan volume tetesan larutan yang keluar berbeda dan volume total HCL dan NaOH pun akan berbeda, yang mengakibatkan larutan tidak bereaksi sebagaimana seharusnya. Pada larutan kedua CH3COOH di campurkan dengan NaOH warna larutan tetep merah tua karena CH3COOH bersifat asam lemah dan NaOH bersifat basa kuat. Ketika asam lemah bertemu dengan basa kuat maka hasil campuran larutan tersebut bersifat basa. Hubungan reaksi kimia asam basa dengan reaksi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air. Ada dua jenis reaksi hidrolisis yaitu, hidrolisis sempurna dan hidrolisis parsial. Hidrolisis sempurna terjadi jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis parsial terjadi jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya dan pada hidrolisis parsial hanya salah satu ion yang mengalami hidrolisis. Yang lainnya tidak. Seperti pada percobaan yang telah diakukan dengan reaksi sebagai berikut
CH3COOH(aq)+ NaOH(aq) -> CH3COONa(aq)+ H2O(s)
Natrium asetat (CH3COONa(aq)) terdiri dari kation Na+ dan anion CH3COO –. Ion Na+ ini berasal dari basa-kuat(NaOH), sehingga tidak dapat bereaksi dengan air. Ion CH3COO – merupakan basa kanjugasi dari asam lemah CH3COOH, sehingga bereaksi dengan air atau mengalami hidrolisis. Jadi CH3COONa terhidrolisis sebagian (parsial). Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat ini tidak mengalami proses hidrolisis. Dengan demikian, larutannya bersifat-netral.
Percobaan keempat dan kelima, warna awal larutan K2CrO4 adlah jingga sama dengan warna K2CrO7. Pada percobaan keempat warna larutan K2CrO4 setelah ditambahkan HCl adalah jingga dan K2CrO4 setelah ditetesi NaOH warnanya berubah menjadi coklat. Namun hasil percobaan tidak sesuai dengan yang seharusnya. K2CrO4 setelah ditetesi NaOH seharusnya berwarna kuning atau lebih muda dari sebelumnya. Kesalahan pada percobaan ini dimungkinkan karena kesalahan jumlah tetesan NaOH yang diberikan atau volume tetesan yang berbeda. Pada percobaan kelima larutan K2CrO7 setelah ditambahkan dengan HCl warnanya menjadi kuning keemasan dan warna K2CrO7 setelah ditambahkan NaOH adalah bening kekuningan. Hubungannya dengan reaksi redoks, karena reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan oksidasi dan reduksi. Konsep reaksi oksidasi adalah reaksi peningkatan oksigen, reaksi pelepasan elektron dan reaksi peningkatan bilangan oksidasi. Reaksi reduksi merupakan kebalikannya, yaitu pelepasan oksigen, penangkapan elektron dan reaksi penurunan bilangan oksidasi. Reaksi kesetimbangan adalah reaksi bolak balik yang menunjukkan reaktan bereaksi membentuk produk dan produk dapat bereaksi balik membentuk reaktan.
Percobaan keenam dan ketujuh, warna awal larutan Al2(SO4)3 adalah bening. Pada percobaan enam larutan Al2(SO4)3 ditambahkan dengan NaOH, setelah penambahan dengan 4 tetes NaOH warna larutan berubah menjadi putih keruh. Pada percobaan ketujuh Al2(SO4)3 ditambahkan 5 tetes NH4OH warnanya menjadibening keruh. Warna Al2(SO4)3 pada percobaan ketujuh akan sama dengan percobaan 6 setelah ditambahkan 3 tetes NH4OH lagi sehingga totalnya menjadi 8 tetes NH4OH. Jumlah NH4OH yang dibutuhkan lebih banyak dari pada NaOH, itu karena NaOH bersifat basa kuat sehingga cepat bereaksi sedangkan NH4OH bersifat basa lemah sehingga dibutuhkan lebih banyak untuk bereaksi. Reaksi pengendapan adalah reaksi pembentukan padatan dalam cairan. Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan. Pada percobaan ini warna menjadi putih keruh, keruh pada larutan berupa padatan yang apabila didiamkan akan mengendap pada dinding tabung reaksi. Larutan penyangga adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan PH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi tersebut berlangsung walaupun ditambah sedikit asam atau basa. Pada percobaan ini Al2(SO4)3 akan mempertahankan pHnya, jika ditambahkan terlalu banyak NaOH dan NH4OH maka akan terbantuk endapan.
Variasi kontinu adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan stoikiometri reaksi. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Pada percobaan ini mencampurkan larutan NaOH dengan CuSO4. Dari percobaan dapat dilihat bahwa 15 ml NaOH dengan 5 ml CuSO4 menghasilkan tidak terlalu banyak endapan dan campuran larutan berwarna biru. 10 ml NaOH detambahkan dengan 15 ml CuSO4 menghasilkan endapan yang sedikit dan campuran berwarna biru kehijauan. Pada grafik dapat dilihat hubungan mol dengan ?T. Perubahan suhu yang paling banyak adalah 2,5 0C setelah itu menurun kembali. Perbandingan titik puncak antara NaOH da CuSO4 adalah 20 mmol NaOH dan 10 mmol CuSO4, perbandingannya adalah 2:1. Titik puncaknya sesuai dengan titik stoikiometrinya,yaitu sesuai dengan perbandingan pereaksi dan senyawa.
Aplikasi stoikiometri larutan adalah asam basa. Warna awal HCl dan NaOH adalah bening. Setelah dicampur warnanya tetap bening karena HCl dan NaOH merupakan asam kuat dan basa kuat. ?T yang dihasilkan dari pencampuran 1 ml NaOH dan 5 ml HCl adalah 0,50C, 2 ml NaOH dan 4 ml HCl adalah 0,75 0C, 3 ml NaOH dan 3 ml HCl adalah 3 0C, 4 ml NaOH dan 2 ml HCl adalah 2,50C, dan 5 ml NaOH dan 1 ml HCl adalah 3,50C. Dari perconbaan diperoleh perbandingan titik puncak NaOH dan HCl adalah 5 : 1. Ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya perbandingannya 1:1. Kesalahan bisa disebabkan karena kesalahan pengukuran suhu.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat pereaksi yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi. Jenis reaksi kimia yaitu reaksi pembakaran merupakan reaksi antara suatu zat dengan oksigen yang menghasilkan zat baru dan panas, reaksi redoks merupakan reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi, reaksi netralisasi merupakan reaksi antara asam dan basa kuat. Reaksi kimia biasa ditandai dengan adanya perubahan warna, terdapat endapan dan pearubahan suhu.
b. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Dari hasil percobaan diperoleh stoikiometri CuSO4 dan NaOH dengan perbandingan titik puncak 5 : 1 , ini tidak sesuai dengan teori. Seharusnya perbandingan titik puncaknya 1 : 1, kesalahan terjadi karena kurangnya ketelitian pada pengukuran suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.
Campbell, Neil A. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, D.W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, R.H. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta : Erlangga.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Reaksi-Reaksi Kimia
Reaksi-Reaksi Kimia.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1.
laporan Reaksi-Reaksi Kimia.
landasan teori Reaksi-Reaksi Kimia.
Reaksi-Reaksi Kimia.
Reaksi-Reaksi Kimia.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1.
laporan Reaksi-Reaksi Kimia.
landasan teori Reaksi-Reaksi Kimia.
Reaksi-Reaksi Kimia.
Untuk File Lampirannya Teman teman dapat download melalui Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Pemisahan dan Pemurnian.
Itulah
artikel tentang "Pemisahan dan Pemurnian" Semoga artikel ini dapat
memberika manfaat begi teman teman pembaca, amin. saya hanya berniat
untuk berbagi kepada teman teman. Untuk itu mohon berikan komentar dan
sarannya tentang artikel ini. Terimakasih.