Praktikum Elektronika Dasar 1 - HAMBATAN LISTRIK
Friday, 10 March 2017
ACARA I
HAMBATAN LISTRIK
ABSTRAK
Praktikum hambatan listrik memiliki tiga tujuan yaitu menentukan nilai tahanan suatu resistor dengan cara membaca kode warna dan membuktikannya dengan multimeter, menentukan nilai resistor seri dan paralel dengan membaca kode warna dan dengan multimeter, serta membandingkan nilai resistor seri dan paralel. Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai penahan atau penghambat arus listrik. Pada percobaan pertama, yaitu menentukan nilai tahanan resistor diperoleh hasil pembacaan kode warna dengan pengukuran menggunakan multimeter adalah sama yaitu sebesar 8,2 kΩ; 1,50kΩ; 5,1k Ω; 4,7 kΩ; 0,56 kΩ, 0,55kΩ, 1000kΩ, 3,3 kΩ, 4,7kΩ; 39 kΩ. Pada percobaan kedua, hasil pengukuran resistor yang dirangkai secara seri menggunakan multimeter dengan membaca kode warna sebagian besar sama, yaitu secara berurutan sebesar 158 kΩ; 158 kΩ; 8,55 kΩ; 8,55 kΩ dan pada percobaan terakhir diperoleh Rs (multimeter) 13 kΩ sedangkan Rs (kode warna) sebesar 13,1 kΩ. Untuk resistor yang dirangkai paralel diperoleh Rp (multimeter) dan Rp (kode warna) secara berurutan sebesar 0,50 kΩ dan 0,50 kΩ; 0,51 kΩ dan 0,52 kΩ; 4,50 kΩ dan 4,46 kΩ; 29 kΩ dan 28,9 kΩ; 0,52 kΩ dan 0,52 kΩ. Sehingga, kita ketahui bahwa hambatan ekuivalen resistor yang dirangkai seri selalu lebih besar daripada masing-masing reristornya sedangkan hambatan ekuivalen resistor yang dirangkai paralel selalu lebih kecil daripada hambatan terkecil dalam kelompok tersebut. 1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan nilai tahanan suatu resistor dengann cara membaca kode warna dan membuktikannya dengan menggunakan multimeter.
b. Menentukan nilai resistor seri dan paralel dengan membaca kode warna dan multimeter.
c. Membandingkan nilai resistor seri dan paralel.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 10 Desember 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat- alat Praktikum
a. Multimeter Analog
b. Breadboard
c. Kabel Multimeter
2. Bahan- bahan Praktikum
a. Resistor dengan nilai yang berbeda
C. LANDASAN TEORI
Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai penahan atau penghambat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen elektronika yang manghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinay. Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistansi atau hambatan listrik. Besarnya dinyatakan dalam satuan ohm (Ω) (Surya, 2009 :225).
Kode-kode warna pada resistor karbon adalah sebagai berikut:
Kode-kode warna pada resistor karbon |
Rangkaian Paralel |
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya sama besar pada kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R1 pasrti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Hambatan equivalen dari rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing resistor dan selalu lebih besar daripada masing-masing resistornya. Hambatan Req adalah equivalen dengan gabungan seri dari R1 dan R2 dengan syarat arus rangkaian tidak berubah ketika Req menggantikan R1 + R2. Hambatan yang eqiuvalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah (Serway, 2010 : 402).
Req = R1 + R2 + R3
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Terlampir
E. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan |
F. ANALISIS DATAR
Terlampir.
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini membahas tentang hambatan listrik yang bertujuan untuk menetukan nilai tahanan suatu resistor dengan cara membaca kode warna dan membuktikannya dengan menggunakan multilmeter, menentukan nilai resistor seri dan pararel dengan membaca koe warna dan multimeter, dan membandingkan nilai resistor seri dan parallel. Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik. Karakteristik resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistor tidak stabil disebabkan oleh pengarub suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan lambing biangan melainkan dengan cicin kode warna. Praktikum ini dilakukan dalam dua percobaan yaitu membandingkan 10 resistor yang diukur dengan menggunakan multimeter dan dengan pembacaan kode warna, serta menentukan nilai tahanan resistor yang dirangkai secara seri dan parallel dengan pembacaan kode warna dan menggunakn multimeter.
Pada percobaan pertama yaitu membandingkan nilai 10 buah resistormenggunakan pembacaan kode warna dan pengukuran menggunakan multimeter. Pada pembacaan kode warna untuk resistor pertama diperoleh nilai tahanan sebesar 8,2 kΩ, jika diukur kembali menggunakan multimeter diperoleh nilai yang sama yaitu 8,2 kΩ. Namun, bila ada perbedaan hasil yang ditunjuk pada multimeter, ini disebabkan karean resistor tersebut memiliki nilai toleransi sebesar 5 %. Kemudian nilai tahanan resistor kedua dengan pembacaan kode warna adalah 150 kΩ. Sedangkan pengukuran menggunakan multimeter diperoleh nilai sebesar 150 kΩ. Resistor ketiga diperoleh nilai yang sama pada pembacaan kode warna dan multimeter yaitu sebesar 47 kΩ. Begitupula untuk resistor ke-5 hingga ke-9 dimana nilai tahanan dengan pembacaan kode warna dan multimeter sama. Secara berturut-turut nilai tersebut adalah 0,56 kΩ; 0,55 kΩ, 1000 kΩ; 3,3 kΩ; dan 4,7 kΩ. resistor ke-10 memiliki perbedann nilai tahanan antara hasil pembacaan kode warna dan multimeter yaitu sebesar 39 kΩ (untuk pembacaan kode warna) dan 38 kΩ (untuk pembacaan sakala multimeter). Hal ini disebabkan karena toleransi pada resistor tersebut sebesar 5 %.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan nilai tahanan resistor yang dipasang secara seri dan parallel dengan pembacaan kode warna dan pembacaan skala multimeter. Pada percobaan ini dipilih 3 resistor yang berbeda yang telah diketahui nilai tahanannya setelah dilakukan pembacaan kode warna, resistor yang digunakan yaitu R1 = 4,7 kΩ; R2 = 3,3 kΩ; dan R3 = 150 kΩ. Setelah dirangkai secara seri didapat nilai Rs pada multimeter yaitu 158 kΩ . Dari resistor ini dilakukan juga pengukuran nilai resistor per kaki dengan menggunakan multimeter sehingga didapatkan nilai R1 = 4,7 kΩ; R2 = 3,3 kΩ; dan R3 = 150 kΩ. Hasil ini diperoleh sama dengan pembacaan kode warna. Untuk 3 resistor yang lainnya yaitu R1 = 3,3 kΩ; R2 = 4,7 kΩ; dan R3 = 150 kΩ diperoleh Rs sebesar 158 kΩ. Setelah dilakukan pengukuran per kaki diperoleh nilai R1 = 8,2 kΩ; R2 = 4,7 kΩ; dan R3 = 150 kΩ. Untuk3 resistor selanjutnya diperoleh Rs sebesar 8,55 kΩ dengan R1 = 4,7 kΩ; R2 = 0,55 kΩ; dan R3 = 3,3 kΩ. Perhitungan per kaki juga sama dengan pembacaan kode warna. Untuk 3 resistor terakhir diperoleh Rs = 13 kΩ dengan R1 = 4,7 kΩ; R2 = 5,1 kΩ; dan R3 = 3,3 kΩ sehingga diperoleh perhitungan resistor perkaki sebesar R1 = 4,7 kΩ; R2 = 5,1 kΩ; dan R3 = 3,3 kΩ. Setelah percobaan rangkaian seri resistor yang memiliki nilai tahanan berbeda dirangkai secara paralel. Pada pembacaan skala multimeter Rp berturut-turut diperoleh sebagai berikut 0,5 kΩ; 0,51 kΩ; 4,5 kΩ; 29 kΩ; dan 0,52 kΩ dengan nilai R1, R2 dan R3 yang berbeda-beda. Pada perhitungan resistor per kaki, skala yang ditunjuk pada multimeter sama dengan pembacaan kode warna. Sedangkan Rp yang diperoleh secara perhitungan rumus bertrut-turut sebesar 0,53 kΩ; 0,52 kΩ; 4,46 kΩ; 28,89 kΩ; dan 0,5518 kΩ. Adanya perbedaan pengukuran Rp dengan multimeter dan perhitungan rumus, disebabkan oleh adanya toleransi pada masing-masing resistor.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Penentuan resistor berdasarkan pembacaan kode warna diperoleh nilai berturut-turut 8,2 kΩ; 150 kΩ ; 5,1 kΩ; 47 kΩ; 0,56 kΩ; 0,55 kΩ, 1000 kΩ; 3,3 kΩ; 4,7 kΩ dan 39 kΩ. Setelah dibuktikan dengan multimeter diperoleh hasil yang sama, ini berarti sesuai dengan teori yang ada.
b. Pada percobaan rangkaian seri peroleh nilai yang sama antara hasil pembacaan kode warna dan multimeter yaitu berturut-turut sebesar 158 kΩ; 158 kΩ; 8,55 kΩ; 8,55 kΩ; dan 13 kΩ. Pada rngkaian paralel nilai yang ditunjuk pada multimeter berturut-turut sebesar 0,5 kΩ; 0,51 kΩ; 4,5 kΩ; 29 kΩ; 0,52 kΩ. Sedangkan perhitungan rumus diperoleh nilai berturut-turrut sebesar 0,53 kΩ; 0,52 kΩ; 4,46 kΩ; 28,89 kΩ; dan 0,5518 kΩ.
c. Rangkaian seri dan paralel mempunyai perbedaan yang jauh jika dilihat dari hasil yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena arus yang melewati rangkaian sama pada rangkaian seri, sedangkan pada rangkaian paralel arus yang melewati rangkaian berbeda sehingga rangkaia seri nilai R lebih besar jika dibandingkan dengan nilai R paralel.
2. Saran
a. Diharapkan kepada praktikan untuk teliti dalam membaca skala yang ditunjuk pada multimeter.
b. Diharapkan agar praktikan melakukan kerjasama team yang baik agar praktikum berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Serway, Raymond A. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta :Salemba Teknika.Surya, Yohanes. 2013. Fisika Modern. Tangerang : PT. Kandal.
Wahyudi. 2015. Elektronika Dasar I. Mataram : Matarm University Press.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - Hambatan Listrik.
Hambatan Listrik.
laporan elektronika dasar 1.
laporan Hambatan Listrik.
landasan teori Hambatan Listrik.
ACARA I - Hambatan Listrik
Hukum OHM
PENENTUAN HAMBATAN LISTRIK DENGAN HUKUM OHM
LAPORAN PENELITIAN TEGANGAN,ARUS,HAMBATAN LISTRIK