Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen
Sunday, 21 May 2017
gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya akan coba berbagi artikel tentang "Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen". Artikel kali ini mebahas salah satu judul praktikum dari kimia dasar 1. semoga artikel yang saya berikan ini dapat bemanfaat bagi kita teman teman yang lagi kebingungan mencari landasan teori tentang laporannya. saya pernah mengalami hal itu, maka dari itu saya memberikan artikel ini kepada teman teman secara gratis.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen |
ACARA IV
PENENTUAN TETAPAN GAS DAN VOLUME MOLAR OKSIGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk mempelajari cara penentuan tetapan gas dan volume molar oksigen.
b. Untuk mempelajari hukum-hukum gas seperti, hukum Boyle, Charles, Gay–Lussac, Dalton, tentang tekanan parsial dan hukum Avogadro.
2. Waktu Praktikum
....
3. Tempat Praktikum
....
B. LANDASAN TEORI
Didalam suatu unsure dapat memiliki lebih dari satu macam atom yang berbeda nomor massanya. Maksudnya, unsur-unsur dapat memiliki atom-atom yang nomor atomnya sama, tetapi nomor massanya berbeda. Atom-atom itu disebut isotop. Pengetahuan mengenai massa atom sangat penting sekali, namun karena atom adalah partikel yang sangat kecil maka kita tidak dapat menimbang sebuah atom. Untuk itu kita perlu menentukan harga terhadap sebuah atom dari unsur tertentu yang dipakai sebagai standar. Melalui konvensi internasional, atom karbon memiliki 6 proton dan 6 neutron ditentukan mempunyai massa tetap 12 satuan massa atom (sma). Atom karbon-12 dipakai sebagai standar, sehingga 1 sma didefinisikan sebagai massa yang tetap sama dengan 1/12 massa 1 atom karbon – 12 (Purwoko, 2006 : 6).
Setelah Dalton mengemukakan postulatnya, langkah logis berikutnya adalah menentukan massa relative atom unsur. Karena pada waktu itu tidak ada cara untuk menentukan massa atom tunggal, maka massa atom relatif adalah informasi terbaik saat itu. Dalam hal ini, kita dapat mengatakan bahwa sebuah atom dari satu unsur mempunyai massa sebesar dua kali massa atom unsur lainnya. Massa relatif dapat ditentukan dengan mengambil sejumlah besar atom dari dua unsur yang berbeda dalam jumlah yang sama dan menentukan perbandingan massa kelompok atom ini. Pada awalnya terdapat banyak kesulitan besar, karena postulat kelima Dalton memberikan perbandingan jumlah atom yang salah dalam banyak kasus. Banyaknya hasil yang salah tersebut dengan cepat membuktikan bahwa postulat kelima Dalton ternyata tidak benar. Hal ini terus berlangsung selama 50 tahun kemudian sampai ditemukannya metode percobaan untuk menentukan perbandingan atom dalam senyawa, dan pada saat yang sama juga ditemukan skala massa atom relatif dalam bentuk yang hamper mirip skala massa atom relatif saat ini. Massa relatif ini disebut massa atom, atau kadang-kadang berat atom ( Goldberg, 2004 : 11).
Bobot atom sangatlah kecil, sebuah atom hydrogen berbobot sekitar seper 1,7 triliun gram. Menggunakan satuan-satuan sekecil ini untuk membandingkan satu atom dengan atom lainnya sangat membingungkan. Sebagai gantinya, massa suatu atom dinyatakan sebagai perbandingan dengan massa atom unsur lainnya. Para kimiawan melakukan perbandingan ini menggunakan nomor massa atom. Sebagai contoh hidrogen memiliki massa atom 1, helium 4, sedangkan karbon 12. Ini menunjukkan bahwa atom karbon berbobok 12 kali lebih berat dari pada atom hidrogen dan 3 kali lebih berat daripada atom helium (Jackson, 2007 : 32).
Jika suatu unsur terdiri dari n isotop, isotop ke-i mempunyai massa Ai dan kelimpahan fraksi Pi , maka massa atom relatif rata-rata unsur tersebut di alam ialah
Massa atom relatif tidak memiliki satuan karena angka ini merupakan nisbah dari dua massa yang diukur, apapun satuan yang kita gunakan. Untuk menentukan massa aktual dari setiap atom dan setiap molekul, kita perlu menetapkan suatu hubungan antara skala massa makroskopik yang digunakan di laboratorium dan skala massa mikroskopik setiap atom dan molekul (Oxtoby, 2001 : 27).
Isotop-isotop suatu unsur selalu bersatu dalam suatu materi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, bahkan hingga saat ini belum adal instrument yang dapat memisahkan isotop-isotop dari suatu senyawa. Menurut konvensi IUPAC, massa atom suatu unsur ditentukan berdasarkan massa isotop dan kelimpahan dari masing-masing isotop yang terdapat di alam. Penentuan dengan cara ini dinamakan massa atom relatif, disingkat dengan Ar. Istilah relatif merujuk pada kelimpahan isotop di alam yang sifatnya relatif satu dan yang lainnya. Massa atom relatif suatu unsur didefinisikan sebagai jumlah total massa isotop dikalikan kelimpahannya di alam (Sunarya, 2010 : 71).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat- alat Praktikum
a. Dongkrak
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Gelas arloji
d. Gelas ukur 50 ml
e. Klem
f. Labu alas datar 500 ml
g. Lap
h. Pembakar spiritus
i. Pipa
j. Selang
k. Spatula
l. Statif
m. Tabung reaksi
n. Termometer 100 oC
o. Timbangan analitik
2. Bahan- bahan Praktikum
a. Aquades (H2O (l))
b. Kalium klorat ( KClO3(s) )
c. Korek api
d. Mangan (II) oksida ( MnO2(s) )
e. Tissu
C. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Ditimbang satu tabung reaksi yang bersih dan kosong.
b. Ditimbang dengan teliti 1,2 gram campuran KClO3 / MnO2.
c. Dimasukkan air setengah penuh ke dalam labu alas datar.
d. Dirangkai alat penentuan tetapan gas, ujung selang di dekat labu alas datar ditiup untuk menghilangkan gelembung udara di dalam selang.
e. Diputar klem untuk menutup aliran air.
f. Dipasang tabung reaksi KClO3 / MnO2, kemudian dipanaskan sampai uap di dalam labu alas datar menghilang atau sampai air di dalam selang berhenti mengalir.
g. Dipindahkan pembakar setelah air berhenti menetes.
h. Di ukur suhu gas dalam labu alas datar dengan menggunakan thermometer.
i. Dilepaskan rangkaian alat penentuan tetapan gas.
j. Di ukur volume air dalam Erlenmeyer.
k. Di catat semua hasil pengamatan.
D. HASIL PENGAMATAN
Terlampir.
F. ANALISIS DATA
Terlampir.
Untuk File Lampirannya Teman teman dapat download melalui Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
"Download Disini"
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari penentuan tetapan gas dan volume molar oksigen, juga untuk mempelajari hokum-hukum tetapan gas lainnya seperti hokum Boyle, Charles, Gay Lussac, Dalton tentang tekanan parsial dan hokum Avogadro. Persamaan reaksi pada percobaan ini
Dapat diketahui bahwa oksigen dihasilkan dari persamaan MnO2 dan KClO3. MnO2 pada percobaan ini bertindak sebagai katalisator, yaitu zat yang berfungsi untuk mempercepat laju reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Katalis mempercepat laju reaksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Prinsi kerja katalis adalah bahwa katalis tersebut tetap ikut dalam jalannya reaksi tetapi pada kondisi akhir, katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama. Sifat-sifat kimia katalis akan sama sebelum dan sesudah mengkatalis suatu reaksi. Setelah terjadi proses pembakaran antara KClO3 dan MnO2 zat pada tabung reaksi menjadi berwarna hitam.
Sebelum proses pembakaran campuran KClO3 dan MnO2, selang penghubung yang digunakan ditiup dahulu agar gelembung-gelembung udara didalam selang tersebut hilang dan bertujuan agar oksigen yang diperoleh tidak terkontaminasi oleh CO2. Oksigen yang terbentuk akan mendesak air pada labu alas datar sehingga mengakibatkan air mengalir ke Erlenmeyer. Volume air yang keluar sama dengan volume O2 yang terbentuk. Oksigen yang dihasilkan mendorong air yang berada dalam labu alas datar yang tekanan udaranya sudah disamakan dengan tekanan udara luar. Hal ini disebabkan karena sifat dasar materi yang selalu menempati ruang, sehingga oksigen yang terurai tadi mencari ruang untuk ditempati. Dari sifat dasar materi inilah dapat diketahui bahwa volume ruang ditempati oleh air terdorong keluar sebelumnya adalah sama dengan volume ruang yang ditempati oleh oksigen atau dengan kata lain volume oksigen yang terurai sama dengan volume air yang didorong keluar labu alas datar oleh oksigen. Setelah diadakan pengukuran, volume air di dalam Erlenmeyer yang diperoleh adalah 67 ml.
Ketika KClO3 / MnO2 dipanaskan mengalami pengurangan massa, ini disebabkan karene kandungan O2 yang didalamnya terurai sehingga dari penimbangan dihasilkan massa O2 yaitu 0,22 gram. Berdasarkan perhitungan, nilai R yang diperoleh yaitu 0,0325 L.atm/mol.K. berbeda dengan nilai R yang telah ditetapkan yaitu 0,082 L.atm/mol.K. Perbedaan atau selisih hasil yang didapatkan ini disebabkan oleh kurangnya ketelitian pada saat praktikum, kesalahan delam pengukuran atau perhitungan pada saat praktikum.
Volume molar O2 sesuai perhitungan yang diperoleh yaitu 0,067 L, sedangkan apada standar STP adalah 22,4 L. Perbedaan ini adalah disebabkan oleh adanya kekeliruan pada saat praktikum ataupun perhitungan yang lainnya sehingga data yang dihasilkan tidak begitu mendekati nilai standar, disebabkan juga oleh penggunaan waktu karena percobaan sempat mengalami pengulangan disebabkan karena air lama menetes sehingga waktunya berkurang,
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
a. Penetapan tetapan gas (R) dapat dicari menggunakan rumus :
dari hasil percobaan diperoleh nilai R sebesar 0,0325 L.atm/mol.K. Penentuan volume molar dapat ditentuakn menggunakan rumus = nRT/P , dan pada percobaan diperoleh volume molar oksigen adalah 0,067 L dan % O2 adalah 39,63 %.
b. Hukum-hukum gas membahas tentang keadaan gas yang dipengaruhi oleh tekanan, suhu, volume, molaritas, dan massa. Hokum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, volume suatu gas berbanding terbalik dengan tekanannya. Hukum Charles yaitu pada tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar 1. Jakarta : Erlangga.
Petrucci. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta : Erlangga.
Purwoko, Agus Abhi. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram : Mataram University Press.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.
Yazid, Estein. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1.
laporan Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
landasan Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
Untuk File Lampirannya Teman teman dapat download melalui Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1.
laporan Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
landasan Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.
Untuk File Lampirannya Teman teman dapat download melalui Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen.