Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu
Saturday, 1 July 2017
gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya akan berbagi artikel tentang "Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu". Semoga artikel ini dapat bermanfaat begi teman teman yang mengambil mata kuliah sensor. Mohon kiranya bagi teman teman yang membaca artikel ini Untuk memberikan komentar sekaligus keritik yang membangun agar artikel ini dapat menjadi lebih sempurna lagi. Amin.
Jangan Lupa Di like dan di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.
Jangan Lupa Di like dan di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.
ACARA III
KARAKTERISTIK TERMISTOR DAN PENGUKURAN SUHU
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Paraktikum
Mempelajari karakteristik statis dari sensor suhu berupa termistor.
2. Waktu Praktikum
Sabtu, 9 Juni 2017
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Kabel banana-aligator
b. Multimeter digital
c. Pemanas
d. Tabung
e. Thermometer
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Air
b. Sensor suhu termistor
C. LANDASAN TEORI
Sebuah sensor sering didefinisikan sebagai suatu piranti yang mengirimkan dan meganggapi suatu sinyal atau respon. Dalam kenyataan sehari-hari proses pengiriman respons oleh alat indra manusia terhadap kondisi di lingkungan bukan lagi sesuatu yang aneh amun merupakan suatu rutinitas. Sinyal keluaran sensor tidak langsung berupa sinyal listrik, namun dapat melalui penggabungan beberapa transduser, jadi dapat didefinisikan bahwa transduser merupakan devais yang merespon suatu sinyal dan mengubahnya dalam bentuk suatu energy, misalnya panas menjadi gerak, kemudian dapat berubah lagi menjadi energy listrik (Mardiana,2014).
Termistor adalah resistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Berdasarkan respon suhu yang dihasilkan, termistor dibagi menjadi dua jenis, yaitu Positive Temperature Coefficients (PTC) dan Negative Temperature Coefficients (NTC). Negative Thermistor Coefficient (NTC) merupakan jenis termistor dimana ketika suhu meningkat maka hambatan termistor akan menurun . Termistor NTC memiliki koefisien temperature sepuluh kali lipat lebih besar daripada sensor platinum dan memiliki beberapa keuntungan yaitu : sensitivitas tinggi, respon suhu yang cepat, bentuk dapat bervariasi, dan harganya murah . Termistor NTC memiliki banyak aplikasi di dalam kehidupan masyarakat, yaitu digunakan pada air – conditioner (AC), perangkat elektronik, pengukur suhu, pembatas arus listrik, sensor aliran air, dan sensor tekanan. Termistor yang memiliki kualitas baik adalah termistor dengan respon yang cepat terhadap perubahan temperaturnya. Besar nilai konstanta termistor (B) yang umum beredar secara komersial adalah ≥ 2000 K. Termistor NTC biasanya dibuat dalam berbagai bentuk seperti piringan, CD, bulk atau pelet, dan juga film baik film film tebal atau film tipis (Sari, 2016).
Sensor thermistor merupakan sensor temperatur pasif yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan temperatur. Resolusi awal 0.3 C. Sensor ini terbuat dari bahan semikonduktor yang memiliki resistansi menurun untuk tipe NTC (negative temperature coefficient) atau naik untuk tipe PTC (positive temperature coefficient) pada saat temperaturnya naik. Thermistor terbuat dari bahan semikonduktor yang merupakan campuran dari oksida-oksida logam yang diendapkan seperti mangan, nikel (Ni), tembaga, besi (Fe) dan uranium. Thermistor memiliki tanggapan terhadap perubahan temperatur yang tidak linear, sehingga berbagai metode untuk melinearisasi harus dilakukan sebelum digunakan secara langsung. Namun thermistor mempunyai kecepatan tanggapan yang tinggi sehingga menjadi pilihan untuk tujuan pengukuran dinamik, untuk tipe PTC yang dikarakterisasi arus sebagai fungsi waktu, mampu untuk respon dinamik hingga 104 Hz. Penelitian lain juga telah dilakukan untuk menguji tanggapan dinamik dari thermistor dan memberikan tanggapan dengan ketepatan hasil pengukuran hingga frekuensi 18 GHz (Warsito:2010).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dirangkai alat dan bahan seperti gabar berikut:
2. Ditentukan suhu dan resisitansi standar pada termometer dan termistor.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Data hasil pengamatan keluaran sensor NTC terhadap kenaikan dan penurunan suhu air.
F. ANALSIS DATA
Data pada tabel hasil pengamatan dianalisis secara grafik begaimana pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan dan penurunan suhu air.
1. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan suhu air.
Gambar 1. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan suhu air.
2. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap Penurunan suhu air.
Gambar 2. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap penurunan suhu air.
3. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan dan penurunan suhu air.
Gambar 3. pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan dan penurunan suhu air
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul karakteristik thermistor dan pengukuran suhu yang bertujuan untuk mempelajari karakteristik statis dari sensor suhu berupa thermistor. Keluaran yang dihasilkan oleh thermistor yaitu tahanan atau resistansi. Thermistor adalah sensor suhu tipe khusus yang mempunyai resistor. Keuntungan menggunakan Thermistor adalah kecepatan reaksi sensor dalam menangkap perubahan suhu, akurasi dan pengulangan.
Pada praktikum kali ini dilakukan dua macam percobaan yaitu untuk kenaikan suhu dan penurunan suhu untuk mendapatkan resistansi atau tahanan yang terbaca di multimeter. Dari hasil pengukuran digunakan penaikan suhu standar atau suhu awal yaitu 280C sampai dengan 420C begitu juga dengan penurunan suhu dari 420C sampai 280C. Nilai resistansi yang diperoleh untuk penaikan suhu nilai resistansi nya semakin menurun yaitu 1,028 kΩ; 1,027kΩ; 1,025kΩ; 1,003kΩ; 0,950kΩ; 0,924kΩ; 0,886kΩ; 0,850kΩ; 0,825kΩ; 0,787kΩ; 0,759kΩ; 0,731kΩ; 0,703kΩ; 0,672kΩ; 0,648kΩ. Sedangkan pada penurunan suhu nilai resistansi nya semakin meningkat yaitu 1,028kΩ; 1,026kΩ; 1,025kΩ; 1,007kΩ; 0,957kΩ; 0,938kΩ; 0,885kΩ; 0,859kΩ; 0,816kΩ; 0,800kΩ; 0,768kΩ; 0,745kΩ; 0,708kΩ; 0,679kΩ; 0,665kΩ. Hal ini dikarenakan bergantung waktu dan adanya prinsip kesetimbangan thermal.
Pada saat proses pemanasan, semakin lama waktu pemanasan akan mempengaruhi suhu sistem sehingga suhu akan mengalami penaikan nilai keluaran dari tahanan atau resistansi itu semakin kecil begitupun sebaliknya pada suhu rendah atau penurunan. Kemudian untuk alasan kedua dipengaruhi oleh kesetimbangan thermal ketika tidak terjadi pemanasan maka ada dara dingin yang masuk kedalam system dan ada udara panas yang keluar dari system.
Dari analisis data dapat dilihat bahwa grafik pengaruh keluaran sensor NTC terhadap penaikan dan penurunan suhu air. Grafik pada NTC sensor thermistor adalah eksponensial dengan nilai -0,03. Berdasarkan data sheet termistor yaitu grafik yang dihasilkan berbentuk eksponensial. Oleh karena itu sensitivitas sensor sama -0,03 dan nilai R2 hampir sama yaitu untuk kenaikan suhu 0,984 dan untuk penerunan suhu 0,982 ini menyatakan bahwa nilai histerisis nya juga sama.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat dismpulkan bahwa :
Thermistor adalah sensor suhu tipe khusus yang mempunyai resistor. Pada thermistor nilai keluaran nya berupa resistansi, dimana suhu digunakan 280C sampai 420C. Grafik pada NTC sensor thermistor adalah eksponensial dengan nilai -0,03. Berdasarkan data sheet termistor yaitu grafik yang dihasilkan berbentuk eksponensial dengan nilai sensitivitas yang hampir sama.
2. Saran
Diharapkan kepada praktikan untuk lebih tenang selama praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiana, Laili. 2014. Buku Ajar Sistem Sensor dan Transduser. Mataram : Universitas Mataram.
Sari, Puspita, dkk. 2016. Pengaruh Suhu Pembakaran terhadap Karakteristik Listrik Keramik Film Tebal Berbasis Fe2O3–MnO– ZnO untuk Termistor NTC. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Warsito. 2010. Analisis Resolusi Sensor Temperatur Terintegrasi IC LM35 dan Sensor Thermistor. Bandung : ITB.
Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
Karakteristik Termistor Dan Aplikasinya
Laporan Praktikum Sensor.
laporan Praktikum Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
laporan Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
landasan teori Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
sensor Termistor.
Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
Karakteristik Termistor Dan Aplikasinya
Laporan Praktikum Sensor.
laporan Praktikum Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
laporan Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
landasan teori Karakteristik Termistor dan Pengukuran Suhu.
sensor Termistor.