Laporan Kinetika Kimia dan Laporan Praktikum Kimia Dasar
Sunday, 5 November 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 2 - Kinetika Kimia - laporan ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan katalis terhadap laju reaksi. Laporan Kinetika Kimia ini juga bertujuan untuk memberikan refferensi kepada para pembaca yang mengambil mata kuliah kimia dasar dan mengikuti Praktikum Kimia Dasar. Laporan Praktikum Kimia Dasar dengan judul "Kinetika Kimia" diharapkan dapat membantu pembaca dalam melaksanakan praktikum kimia dasar 2 agar diperoleh hasil yang memuaskan.
Baca Juga : Laporan Reaksi Redoksi Dan Sel Elektrokimia - Laporan Kimia Dasar 2
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan katalis terhadap laju reaksi.
2. Waktu Praktikum
(...)
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
Baca Juga : Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Dalam perjalanannya untuk menjadi produk preaksi harus melalui energi perintang. Salah satu cara untuk menghantarkan preaksi keposisi puncak perintang adalah dengan penambahan katalis. Kinetika kimia menyelidiki secara rinci energi- energi perintang tersebut melalui pengkajian ketergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi, suhu, dan tekanan. Kajian tentang laju reaksi memberikan suatu wawasaan kedalam mekanismenya, apakah reaksi tersebut berlangsung dalam satu tahap atau dalam sederetan tahapan(mulyani.2005:143).
Teori tumbukan pada kinetika kimia menyatakan bahwa molekul gas sering bertumbukan suatu dengan lainnya, reaksi kimia berlangcsung akibat dari tumbukan antara molekul-molekul yang breaksi. Dari segi teori tumbukan dari kinetika kimia, maka laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul per detik atau berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul:
Setiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetik, semakin cepat gerakannya semakin besar energi kinetiknya. Ketika molekul-molekul nya bertumbukan sebagian dari energi kinetiknya diubah menjadi energi vibrasi jika energi kinetik awalnya besar, molekul yang bertumbukan akan bergetar kuat sehingga memutuskan beberapa ikatan kimianya. Pemutusan ikatan merupakan langkah pertama kepembentukan produk(chang,2004:44).
Baca Juga : Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Katalis adalah suatu zat yang mempengaruhi laju reaksi, yang pada akhir reaksi didapatkan kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif(katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi dan katalis negatif yang dikenal sebagai inhibitor, yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Hal ini sesuai dengan syarat terjadinya reaksi, yaitu energi tumbukan molekul-molekul reaksi harus sesuai untuk terjadinya reaksi(pratana,2003:5)
Telah dilakukan pengkajian tentang ospek garam terhadap kinetika transfer Co(II) dalam sistem Dwi fasa aqueus/asam di-(2-etilheksil) fosfat(DZEPHA) dengan menggunakan tehnik rotating membrane cell(RMC). Larutan Co (II) dalam berbagai kondisi fasa aqueus di transferkan kedalam larutan di-(2-etilheksil) fosfat dalam n-dodekana sebagai fase organik pada berbagai kecepatan rotasi RMC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transfer kobaltdari fasa aqueus kedalam fase organik mengikuti modal transsfer mass transfer with chemical reaction(MTWCR). Laju difusi kobalt yang terkompleks dalam fasa aqueus merupkan tahap penentu laju transfer secara keseluruhan. Afinitas larutan aqueus terhadap kobalt semakin kecil dengan meningkatkan kekuatan ion dalam fase ruah aqueus (hendrawan ,2004).
Kinetika reaksi dekomposisi H2O2 dengan KI pada pH sekitar <5,5 berlaku mekanisme asam dengan produk berupa I2 pada pH sekitar >7,3berlaku mekanisme basa dengan produk O2 dan pada pH antara 5,5-7,2 berlaku mekanisme campuran. Peran I- pada pH basa sebagai katalis dalam reaksi dekomposisi H2O2 secara non isotermal menggunakan persamaan patihia-arrhenius dibuktikan berdasarkan prolehan harga sekitar 17.578+563kal/mol(lestari,2005).
Baca Juga : Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
2. Bahan-bahan Praktikum
2. Pengenceran H2C2O4
3. Tabung I
4. Tabung II
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
(Terlampir).
Untuk Hasil Pengamatan dan Analisis data dapat di download dengan mengklik ling berikit "Klik Disini".
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri
Pada praktikum ini dilakukan 2 percobaan tetapi terlebih dahulu dilakukan pengenceran. Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah pengamatan waktu dalam kaitannya dengan laju reaksi jika KMnO4 dan H2C2O4 tidak diencerkan terlebih dahulu (pekat). Sedangkan H2SO4 yang digunakan sedikit, artinya tidak ada kesetimbangan antara preaksi (KMnO4 dan H2C2O4) dengan katalis H2SO4 maka akan terjadi dua kemungkinan yaitu reaksi tidak akan menghasilkan produk atau terbentuk produk tetapi membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan dalam praktikum ini kita ingin mengetahui hubungan konsentrasi dengan laju reaksi. Dalam proses pengenceran juga menyebabkan kepekatan larutan berkurang atau kepekatan dari larutan menjadi lebih kecil dibandigkan volume sebelumnya. Penambahan aquadest hingga volumenya 25 ml, dimana semakin banyak molekul dalam airr, semakin mudah terjadi tumbukan sehingga semakin cepat reaksi pada pada larutan tersebut berlangsung. Pada pengenceran KMnO4 , semula warna KMnO4 ungu pekat setelah pengenceran menjadi ungu bening. Sedangakan H2C2O4 tetap bening seperti semula, karena H2C2O4 bukan senyawa logam sehingga tidak berwarna.
Baca Juga : Laporan Reaksi Redoksi Dan Sel Elektrokimia - Laporan Kimia Dasar 2
Pada percobaan pertama, H2C2O4 dicampurkan dengan H2SO4 lalun diteteskan dengan KMnO4 yang telah diencerkan sebelumnya. Larutan tersebut dikocok untuk mempercepat pengamatan perubahan warna yang terjadi pada larutan. Warna larutan berubah menjadi bening dan warna KMnO4 pada larutan hilang. Dimana pada larutan terjadi tabrakan atau tumbukan antar partikel-partikelnya, dan terjadi kehilangan oksalat karna membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air sehingga warna larutan menjadi bening dan hilangnya warna KMnO4 merupakan proses berjalannya reaksi atau laju reaksi . dimana pada reaksi campuran ini antara KMnO4 dan H2C2O4 merupakan katalisator homogen, karna dalam reaksi tersebut dihasilkan juga ion Mn2+, dimana ion Mn2+ merupakan katalisatornya, dan reaksi ini disebut sebagai autokatalis yaitu dapat bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi sekaligus ikut breaksi . pada pencampuran larutan ini dalam suasana asam (katalisator asam)yang berarti senyawa yang dalam pelarut air menghasilkan ion H+, kemudian untuk H2SO4 dimana semakin pekat konsentrasi asam sulfat yang ditambahkan reaksi akan berlangsung semaakin cepat pada percobaan ini hal ini menyebabkan laju reaksinya cepat berlangsung ditandai dengan perubahan warna menjadi bening.dari hasil praktikum diperoleh laju reaksi terhadap waktu hilangnya warna KMnO4 sebanyak 12 kali tetesan berturut-turut yaitu: 47,18,13,12,7,6,11,8,10,8,7,4,3. Dari hasil pengamatan menunjukkan waktu yang dibutuhkan dari tetesan pertama hingga terakhir mengalami penurunan dan kenaikan seperti pada grafik. Pada tetesan 1 hingga tetesan ke 6 waktu yang digunakan untuk hilang nya warna KMnO4 semakin cepat, karena jika konsentrasinya diperbesar maka kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak berlangsungnya reaksi. Dalam haal ini menunjukkan hubungan konsentrasi sebanding dengan laju reaksi. Pada tetesan ke 7dan ke 10 bertambah hal ini bisa disebabkan karena kurangnya kesetabilan dalam mengocok tabung reaksi . setelah itu pada tabung ke 9 sampai ke 12waktu yang dibutuhkan semakin cepat. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak KMnO4 yang diteteskan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk menghilangnya warna KMnO4 pada larutan ini.
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Kesetimbangan Kimia
Pada percobaan ke 2 yaitu pencampuran antara H2C2O4, H2SO4 ,dan MnSO4 kemudian diteteskan dengan KMnO4yang sudah diencerkan sebelumnya , dimana diperoleh hasil perubahan warna dari laju reaksi jauh lebih cepat dari tabung reaksi sebelumnya, sedangakan pada percobaan ini waktu yang dibutuhkan untuk hilangnya warna KMnO4 adalh 3 detik. Dimana pada suasana basa Mn2+ merupakan katalis yang mempercepat reaksi , dimana katalis ini tidak mempengaruhi reaksi kedudukan kesetimbangan reaksi dan menurunkan besarnya energi pengaktifan. Katalisator pada percobaan ini tidak mengalami perubahan pada akhir reaksi , karena tidak memnerikan aliran energi kesistem memberikan mekanisme reaksi dengan pengaktifan yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis, sehingga adaanya katalis meningkatkan laju reaksi pada perubahan ini yang ditandai pada perubahan warna dengan selang waktu berbeda. Semakin tinggi konsentrasi pada H2SO4 maka larutannya semakin pekat dan menyebabkan reaksi berlangsung cepat.
Baca Juga : Laporan Reaksi Redoksi Dan Sel Elektrokimia - Laporan Kimia Dasar 2
ACARA VI
KINETIKA KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan PraktikumUntuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan katalis terhadap laju reaksi.
2. Waktu Praktikum
(...)
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul. Jadi, hanya reaksi keseruhan yang dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat terdiri atas beberapa reaksi yang berurutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah reaksi pembentukan hasil-hasil akhir. Bila suatu reaksi terjadi dalam beberapa langkah reaksi kemungkinan spesies prantara dibentuk, dan tidak dapat dideteksi karna digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun dengan demikian, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, kadang-kadang dapat diketahui seberapa jauh faktor-faktor tersebut berperan dalam mekanisme reaksi. Percobaan –percobaan menunjukkan adanya empat hal yang penting yaitu preaksi, konsentrasi,preaksi, suhu, dan katalisator(Sastrohamidjojo, 2010: 158).Baca Juga : Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Dalam perjalanannya untuk menjadi produk preaksi harus melalui energi perintang. Salah satu cara untuk menghantarkan preaksi keposisi puncak perintang adalah dengan penambahan katalis. Kinetika kimia menyelidiki secara rinci energi- energi perintang tersebut melalui pengkajian ketergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi, suhu, dan tekanan. Kajian tentang laju reaksi memberikan suatu wawasaan kedalam mekanismenya, apakah reaksi tersebut berlangsung dalam satu tahap atau dalam sederetan tahapan(mulyani.2005:143).
Teori tumbukan pada kinetika kimia menyatakan bahwa molekul gas sering bertumbukan suatu dengan lainnya, reaksi kimia berlangcsung akibat dari tumbukan antara molekul-molekul yang breaksi. Dari segi teori tumbukan dari kinetika kimia, maka laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul per detik atau berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul:
Setiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetik, semakin cepat gerakannya semakin besar energi kinetiknya. Ketika molekul-molekul nya bertumbukan sebagian dari energi kinetiknya diubah menjadi energi vibrasi jika energi kinetik awalnya besar, molekul yang bertumbukan akan bergetar kuat sehingga memutuskan beberapa ikatan kimianya. Pemutusan ikatan merupakan langkah pertama kepembentukan produk(chang,2004:44).
Baca Juga : Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Katalis adalah suatu zat yang mempengaruhi laju reaksi, yang pada akhir reaksi didapatkan kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif(katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi dan katalis negatif yang dikenal sebagai inhibitor, yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Hal ini sesuai dengan syarat terjadinya reaksi, yaitu energi tumbukan molekul-molekul reaksi harus sesuai untuk terjadinya reaksi(pratana,2003:5)
Telah dilakukan pengkajian tentang ospek garam terhadap kinetika transfer Co(II) dalam sistem Dwi fasa aqueus/asam di-(2-etilheksil) fosfat(DZEPHA) dengan menggunakan tehnik rotating membrane cell(RMC). Larutan Co (II) dalam berbagai kondisi fasa aqueus di transferkan kedalam larutan di-(2-etilheksil) fosfat dalam n-dodekana sebagai fase organik pada berbagai kecepatan rotasi RMC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transfer kobaltdari fasa aqueus kedalam fase organik mengikuti modal transsfer mass transfer with chemical reaction(MTWCR). Laju difusi kobalt yang terkompleks dalam fasa aqueus merupkan tahap penentu laju transfer secara keseluruhan. Afinitas larutan aqueus terhadap kobalt semakin kecil dengan meningkatkan kekuatan ion dalam fase ruah aqueus (hendrawan ,2004).
Kinetika reaksi dekomposisi H2O2 dengan KI pada pH sekitar <5,5 berlaku mekanisme asam dengan produk berupa I2 pada pH sekitar >7,3berlaku mekanisme basa dengan produk O2 dan pada pH antara 5,5-7,2 berlaku mekanisme campuran. Peran I- pada pH basa sebagai katalis dalam reaksi dekomposisi H2O2 secara non isotermal menggunakan persamaan patihia-arrhenius dibuktikan berdasarkan prolehan harga sekitar 17.578+563kal/mol(lestari,2005).
Baca Juga : Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum- Labu ukur 25 mL
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Stopwatch
- Pipet tetes
2. Bahan-bahan Praktikum
- Aquades
- Larutan H2C2O4 (asam oksalat) 0,05 M
- Larutan H2SO4 (asam sulfat) 0,05 M
- Larutan H2SO4 (asam sulfat) 2 M
- Larutan KMnO4 ( kalium permanganat) 0,01 M
- Larutan MnSO4 (mangan (II) sulfat) 0,18 M
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengenceran KMnO4- Dimasukkan 50 tetes larutan KMnO4 0,01 M ke dalam labu ukur.
- Ditambahkan air ke dalam labu ukur hingga volume larutannya menjadi 25 mL.
2. Pengenceran H2C2O4
- Dimasukkan 50 tetes larutan H2C2O4 0,05 M ke dalam labu ukur.
- Ditambahkan air ke dalam labu ukur hingga volume larutannya menjadi 25 mL.
3. Tabung I
- Dimasukkan 4 tetes larutan H2C2O4 yang sudah diencerkan ke dalam tabung reaksi.
- Dimasukkan 2 tetes larutan H2SO4 2 M ke dalam tabung reaksi tersebut.
- Ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4 yang sudah diencerkan, kemudian dikocok.
- Dicatat waktu mulai dari penambahan KMnO4 hingga warna KMnO4 menghilang.
- Diulangi percobaan c dan d hingga 12 kali penambahan larutan KMnO4.
- Dicatat hasil pengamatan tersebut dalam table analog.
4. Tabung II
- Dimasukkan 4 tetes larutan H2C2O4 0,05 M yang sudah diencerkan ke dalam tabung reaksi.
- Dimasukkan 2 tetes larutan H2SO4 0,5 M ke dalam tabung reaksi tersebut.
- Dimasukkan 1 tetes larutan MnSO4 0,18 M ke dalamnya.
- Ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4 yang sudah diencerkan.
- Kemudian larutan tersebut dikocok dan dicatat waktu dari penambahan KMnO4 sampai warna KMnO4 menghilang.
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
(Terlampir).
Untuk Hasil Pengamatan dan Analisis data dapat di download dengan mengklik ling berikit "Klik Disini".
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri
G. PEMBAHASAN
Kinetika kimia mempelajari tentang laju reaksi. Laju reaksi adalah pengurangan preaksi atau penambahan hasil reaksi persatuan waktu. Laju reaksi menyatakan konsentrasi zaat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap perdetik. Faktor yang memprngaruhi laju reaksi antara lain luas bidang sentuh, suhu, konsentrasi, katalis, molaritas, serta sifat dan keadaan zat. Tetapi pada praktikum ini dikhususkan pengaruh katalis dan konsentrasi terhadap laju reaksi . sifat preaksi ada yang reaktif dan ada yang kurang reaktif. Konsentrasi preaksi jika preaksi diperbesar berarti kerapataan bertambah dan akan memperbanyak tabrakan sehingga akn meempercepat reaksi, laju reaksi dapat diubah (umumnya)dipercepat, dengan penambahan yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi zat organik termasuk dalam organisme. Persamaan laju reaksi dapat diperoleh dengan mengolah data hasil percobaan dan berbagai konsentrasi dan waktu.Pada praktikum ini dilakukan 2 percobaan tetapi terlebih dahulu dilakukan pengenceran. Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah pengamatan waktu dalam kaitannya dengan laju reaksi jika KMnO4 dan H2C2O4 tidak diencerkan terlebih dahulu (pekat). Sedangkan H2SO4 yang digunakan sedikit, artinya tidak ada kesetimbangan antara preaksi (KMnO4 dan H2C2O4) dengan katalis H2SO4 maka akan terjadi dua kemungkinan yaitu reaksi tidak akan menghasilkan produk atau terbentuk produk tetapi membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan dalam praktikum ini kita ingin mengetahui hubungan konsentrasi dengan laju reaksi. Dalam proses pengenceran juga menyebabkan kepekatan larutan berkurang atau kepekatan dari larutan menjadi lebih kecil dibandigkan volume sebelumnya. Penambahan aquadest hingga volumenya 25 ml, dimana semakin banyak molekul dalam airr, semakin mudah terjadi tumbukan sehingga semakin cepat reaksi pada pada larutan tersebut berlangsung. Pada pengenceran KMnO4 , semula warna KMnO4 ungu pekat setelah pengenceran menjadi ungu bening. Sedangakan H2C2O4 tetap bening seperti semula, karena H2C2O4 bukan senyawa logam sehingga tidak berwarna.
Baca Juga : Laporan Reaksi Redoksi Dan Sel Elektrokimia - Laporan Kimia Dasar 2
Pada percobaan pertama, H2C2O4 dicampurkan dengan H2SO4 lalun diteteskan dengan KMnO4 yang telah diencerkan sebelumnya. Larutan tersebut dikocok untuk mempercepat pengamatan perubahan warna yang terjadi pada larutan. Warna larutan berubah menjadi bening dan warna KMnO4 pada larutan hilang. Dimana pada larutan terjadi tabrakan atau tumbukan antar partikel-partikelnya, dan terjadi kehilangan oksalat karna membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air sehingga warna larutan menjadi bening dan hilangnya warna KMnO4 merupakan proses berjalannya reaksi atau laju reaksi . dimana pada reaksi campuran ini antara KMnO4 dan H2C2O4 merupakan katalisator homogen, karna dalam reaksi tersebut dihasilkan juga ion Mn2+, dimana ion Mn2+ merupakan katalisatornya, dan reaksi ini disebut sebagai autokatalis yaitu dapat bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi sekaligus ikut breaksi . pada pencampuran larutan ini dalam suasana asam (katalisator asam)yang berarti senyawa yang dalam pelarut air menghasilkan ion H+, kemudian untuk H2SO4 dimana semakin pekat konsentrasi asam sulfat yang ditambahkan reaksi akan berlangsung semaakin cepat pada percobaan ini hal ini menyebabkan laju reaksinya cepat berlangsung ditandai dengan perubahan warna menjadi bening.dari hasil praktikum diperoleh laju reaksi terhadap waktu hilangnya warna KMnO4 sebanyak 12 kali tetesan berturut-turut yaitu: 47,18,13,12,7,6,11,8,10,8,7,4,3. Dari hasil pengamatan menunjukkan waktu yang dibutuhkan dari tetesan pertama hingga terakhir mengalami penurunan dan kenaikan seperti pada grafik. Pada tetesan 1 hingga tetesan ke 6 waktu yang digunakan untuk hilang nya warna KMnO4 semakin cepat, karena jika konsentrasinya diperbesar maka kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak berlangsungnya reaksi. Dalam haal ini menunjukkan hubungan konsentrasi sebanding dengan laju reaksi. Pada tetesan ke 7dan ke 10 bertambah hal ini bisa disebabkan karena kurangnya kesetabilan dalam mengocok tabung reaksi . setelah itu pada tabung ke 9 sampai ke 12waktu yang dibutuhkan semakin cepat. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak KMnO4 yang diteteskan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk menghilangnya warna KMnO4 pada larutan ini.
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Kesetimbangan Kimia
Pada percobaan ke 2 yaitu pencampuran antara H2C2O4, H2SO4 ,dan MnSO4 kemudian diteteskan dengan KMnO4yang sudah diencerkan sebelumnya , dimana diperoleh hasil perubahan warna dari laju reaksi jauh lebih cepat dari tabung reaksi sebelumnya, sedangakan pada percobaan ini waktu yang dibutuhkan untuk hilangnya warna KMnO4 adalh 3 detik. Dimana pada suasana basa Mn2+ merupakan katalis yang mempercepat reaksi , dimana katalis ini tidak mempengaruhi reaksi kedudukan kesetimbangan reaksi dan menurunkan besarnya energi pengaktifan. Katalisator pada percobaan ini tidak mengalami perubahan pada akhir reaksi , karena tidak memnerikan aliran energi kesistem memberikan mekanisme reaksi dengan pengaktifan yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis, sehingga adaanya katalis meningkatkan laju reaksi pada perubahan ini yang ditandai pada perubahan warna dengan selang waktu berbeda. Semakin tinggi konsentrasi pada H2SO4 maka larutannya semakin pekat dan menyebabkan reaksi berlangsung cepat.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan dan semakin banyak penambahan katalis maka laju reaksi akan berlangsung semakin cepat.DAFTAR PUSTAKA
- Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
- Hendrawan,dkk.2004.Kajian Tentang Efek Garam, Terhadap Kinetika Transfer Co(II) Dalam Sistem Dwi Fasa Air/Asamdi 2 Etilheksil Fosfat. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
- Lestari , witri .wahyu dkk.2005.Kajian Kinetika Untuk Menunjukkan Peran Katalis Ki Dalam Reaksi Dekomposisi H2O2 Berdasarkan Penurunan Energi Aktivasi Secara Non Isotermal. Surakarta : UNS.
- Mulyani ,sri dan hendrawan.2005.kimia fisika 2. Malang : universitas negri malang.
- Pertana,dkk.2003. Kimia Dasar 2. Yogyakarta: UNY Press.
- Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press.
Baca Juga: Laporan Praktikum Kimia Dasar 1
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Kesetimbangan Kimia
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Massa Atom Relatif Magnesium (Mg)
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Termokimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Reaksi-Reaksi Kimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Pemisahan dan Pemurnian (Acara 1)
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri
Laporan Reaksi Redoksi Dan Sel Elektrokimia - Laporan Kimia Dasar 2
Laporan Kinetika Kimia dan Laporan Praktikum Kimia Dasar
Itulah artikel mengenai "Laporan Kinetika Kimia dan Laporan Praktikum Kimia Dasar" semoga artikel ini bermanfaat.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Kesetimbangan Kimia
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas dan Volume Molar Oksigen
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Massa Atom Relatif Magnesium (Mg)
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Termokimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Reaksi-Reaksi Kimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Pemisahan dan Pemurnian (Acara 1)
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri
Laporan Reaksi Redoksi Dan Sel Elektrokimia - Laporan Kimia Dasar 2
Laporan Kinetika Kimia dan Laporan Praktikum Kimia Dasar
Itulah artikel mengenai "Laporan Kinetika Kimia dan Laporan Praktikum Kimia Dasar" semoga artikel ini bermanfaat.
Jangan Lupa Follow untuk tetap mendapatkan update artikel berikutnya.